SPN Batang Latih Buruh Perempuan Agar Lebih Berkualitas

SPN Batang Latih Buruh Perempuan Agar Lebih Berkualitas
SPN Batang bersama DPP SPN dan WRC saat memberikan pendidikan untuk buruh perempuan di Mountain Cafe Bandar, Minggu (15/1/2022). (Dok Kominfo)
0 Komentar

BATANG, RADAR PEKALONGAN – Perwakilan buruh perempuan yang ada di Batang, mendapatkan pelatihan dari DPC Serikat Pekerja Nasional (SPN) Batang, Minggu (15/1/2023) di Mountain Cafe Bandar. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas buruh, khususnya buruh perempuan. Sehingga mereka lebih smart, kompeten, juga melindungi diri dari bahaya kekerasan di tempat kerja.

“Dengan kualitas buruh yang baik, maka akan terjalin hubungan industrial yang baik pula. Butuh diharapkan harapan kami bisa lebih smart, cerdas melihat fenomena yang ada. Sehingga mereka bisa memahami hak dan kewajiban mereka, dan saling menghargai antara buruh dan perusahaan,” ujar Sekretaris DPC SPN Batang, Gotama Bramanti saat diwawancarai di sela kegiatan.

Dijelaskannya, kegiatan pelatihan ini rutin digelar sesuai dengan tema dan isu terkini. Dengan harapan dapat membangun kesadaran bahwa hak hak buruh itu di lindungi aturan perundang-undangan yg ada.

Baca Juga:Miniatur Perahu Naga Khas Batang Jadi Buruan Pecinta LombanLagi Ultah? Yuk Bikin Simple Chocolate Cake

“Termasuk di dalamnya kekerasan pada perempuan baik dalam bentuk verbal dan lainnya, karena sekarang banyak pekerja perumpuan yang belum melek aturan sehingga gampang menjadi korban,” imbuhnya.

Penasehat DPC SPN Batang, Casrameko turut menyampaikan, bahwa Islam juga turut peduli pada isu perempuan. Oleh karenanya, semua kalangan masyarakat harus peduli dan jangan ragu untuk membela hak-hak perempuan.

Pendidikan butuh kali ini turut mengundang pemateri dari DPP SPN dan juga Worker Rights Consortium (WRC),  organisasi independent pemantau hak-hak pekerja.

Perwakilan DPP SPN, Giyanto menyebutkan ada beberapa materi yang diberikan dalam pelatihan ini. Seperti aturan dan hak-hak yang harus diketahui butuh, dan juga materi soft skill keorganisasian dan kepemimpinan.

“Sampai sekarang masih banyak terjadi kasus kekerasan atau pelecehan pada buruh perempuan. Oleh karenanya, mereka perlu diberikan edukasi dan pelatihan, sehingga mereka bisa mengetahui hak-hak mereka, jam kerja mereka. Mereka juga dilatih untuk bisa berorganisasi dan berserikat, sehingga juga bisa menyuarakan aspirasi dan pendapat mereka,” pungkasnya. (nov)

0 Komentar