Sementara itu Dita Aisyah, Co-founder Binar menuturkan bahwa kolaborasi antara Binar dan Kominfo selama dua batch merupakan sebuah inisiatif untuk memberikan akses kepada talenta muda di Indonesia agar lebih paham akan tantangan dunia digital di masa yang akan datang. “Seperti yang kita ketahui, Binar dan Kominfo telah bekerja sama melalui program Fresh Graduate Academy (FGA) selama dua batch yaitu pada batch ke-2 dan ke-4 dan telah menciptakan ribuan talenta digital baru di Indonesia. Harapannya, Binar dan Kominfo dapat terus berkolaborasi dengan memberikan pelatihan di bidang teknologi digital lainnya dan terbuka untuk pihak lain. Saya ucapkan terimakasih yang sangat mendalam bagi beberapa pihak terkait terutama Kominfo yang telah mensukseskan acara ini dan telah memberikan kesempatan kepada Binar untuk berpartisipasi. Saya sangat excited bisa bertemu dan mendengarkan secara langsung berbagai cerita anak-anak muda dari berbagai daerah di Indonesia dengan ide-ide dan gagasan yang sangat memukau.”
Hary Budiarto, Kepala Badan Pusat Pengembangan SDM juga menyampaikan bahwa program beasiswa Fresh Graduate Academy ini merupakan bentuk komitmen Kominfo untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama di bidang teknologi. “Kami memiliki komitmen untuk memberikan akses pelatihan teknologi di Indonesia, salah satunya dengan mengadakan program Fresh Graduate Academy. Kominfo memberikan kesempatan bagi anak muda di Indonesia yang tersebar di seluruh pulau dari sabang hingga merauke. Harapannya agar model pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan tiap para peserta untuk menjadi talenta digital kebanggaan Indonesia di kemudian hari.”
Fresh Graduate Academy (FGA) sendiri sudah berlangsung sampai edisi ke-4 pada tahun 2022 ini. Selama bermitra, Binar telah menampung total 1706 siswa dari masing-masing batch, antara lain batch ke-2 bidang Product Management dan batch ke-4 bidang Data Science dan Quality Assurance. Siswa yang mengikuti program FGA, berasal dari 36 provinsi di Indonesia serta berasal dari berbagai tingkat pendidikan yang berbeda mulai dari D3 hingga S1. Uniknya, lebih dari 30% siswa yang mendaftar tidak memiliki latar belakang pendidikan TIK dan 42% dari total pendaftar merupakan perempuan. Dapat dilihat bahwa FGA merupakan suatu wadah pembelajaran yang inklusif dan terbuka luas bagi siapa saja dari berbagai lulusan sekolah tinggi.