Tak Tahan Pencemaran Limbah TPA Darupono Baru, Warga Swadaya Tangani Darurat

Tak Tahan Pencemaran Limbah TPA Darupono Baru, Warga Swadaya Tangani Darurat
GANDENG - Tanggulangi darurat pencemaran limbah cair sampah, warga sekitar TPA Darupono Baru menggandeng Yayasan Biota Jawa Tengah. Nur Kholid MS
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Tak ingin berlama-lama menanggung dampak pencemaran limbah sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Darupono Baru, warga sekitar akhirnya memberikan penanganan darurat. Dengan menggandeng Yayasan Biota Jawa Tengah, mereka memasang saluran pipa untuk menampung limbah cair ke bak penampungan. Selain itu juga menaburkan kaporit ke bak penampungan limbah cair untuk mengurangi bau busuk yang ditimbulkan dari limbah cair.

Ketua Yayasan Biota Jateng, Abdul Aziz mengatakan, upaya itu dilakukan lantaran pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal lamban dalam penanganan pencemaran TPA Darupono Baru. Padahal warga sudah banyak yang mengeluh adanya pencemaran dari tumpukan sampah di TPA Darupono Baru. “Selama ini banyak terjadi kebocoran, sehingga limbah cair dari TPA mengalir dan mencemari lingkungan warga,” katanya, Senin (9/1/2023).

TPA Darupono Baru yang baru beberapa tahun dioperasikan, kondisinya sudah banyak mengalami kerusakan. Di antaranya talud berupa bronjong sudah jebol sepanjang 200 meter lebih. Akibatnya, sampah yang ditampung bertebaran kerena diterpa arus air hujan dan longsor. Dampaknya, menimbulkan pencemaran lingkungan bagi warga sekitar TPA. TPA Darupono Baru yang dibangun pada tahun 2020 di atas lahan seluas 5,5 hektar merupakan TPA yang telah menggunakan sistem Sanitary Landfill. Anggaran untuk pembangunannya mencapai Rp 21 miliar bersumber dari APBN melalui Kementerian PUPR. Sayangnya, baru dua tahun beroperasi sudah banyak talut yang jebol.

Baca Juga:Tangani Sekolah Terdampak Banjir, Bupati Kendal Siap Gunakan Dana Tak TerdugaLPPD Batang Sempat Masuk 10 Terbawah di Jateng, Bupati Tuntut Komitmen OPD

Kepala DLH Kendal, Aris Irwanto mengatakan, ada beberapa titik yang sudah jebol, yakni di bagian atas dan bagian bawah sepanjang 200 meter. Penyebabnya, karena kondisi tanah di TPA Darupono itu relatif labil, sehingga rawan terjadi longsor, terutama saat musim penghujan. “Sudah kami lakukan upaya perbaikan, tapi jebol lagi, akibat hujan lebat beberapa waktu lalu,”katanya.

Aris mengatakan, perbaikan kembali akan di tahun 2023 ini dengan anggarkan sebesar Rp 600 juta. Anggaran tersebut akan digunakan untuk perbaikan bronjong dengan pemasangan tiang pancang atau paku bumi.

“Anggaran tersebut hanya bisa menyelesaikan kerusakan talud TPA yang jebol sepanjang 100 meter. Rencana kelanjutannya akan dianggarkan di APBD Perubahan 2023,” jelasnya. (lid/sef)

0 Komentar