Memiliki Standar yang Tidak Realistis
Tanda perfeksionisme lainnya adalah menetapkan tujuan yang mungkin tidak masuk akal. Orang yang berprestasi tinggi dapat menetapkan tujuan mereka tinggi, menikmati kesenangan untuk melangkah lebih jauh setelah tujuan ini tercapai. Perfeksionis sering menetapkan tujuan awal mereka di luar jangkauan.
Karena seorang perfeksionis cenderung memiliki standar yang tidak realistis, mereka seringkali menolak kesuksesan karena merasa tindakannya tidak pernah cukup baik untuk naik ke level pencapaian tersebut.
Berfokus Hanya pada Hasil
Orang yang berprestasi tinggi dapat menikmati proses mengejar tujuan sebanyak atau lebih dari pencapaian tujuan itu sendiri. Sebaliknya, yang menjadi tanda perfeksionisme adalah ketika orang melihat tujuan atau hasil dan bukan proses atau yang lainnya. Mereka begitu peduli untuk mencapai tujuan dan menghindari kegagalan sehingga mereka tidak dapat menikmati proses tumbuh dan berjuang.
Merasa Tertekan oleh Tujuan yang Tidak Tercapai
Baca Juga:Perbaiki Masalah Komunikasi yang Bisa Berdampak Fatal dengan 6 Tips IniPelajari 6 Karakteristik Komunikasi Efektif dalam Hubungan, Kunci Hubungan yang Lebih Sehat
Orang yang perfeksionis seringkali kurang bahagia dibandingkan orang yang berprestasi tinggi. Meskipun orang yang berprestasi tinggi dapat dengan mudah bangkit kembali dari kekecewaan, perfeksionis cenderung menyalahkan diri sendiri dan berkubang dalam perasaan negatif ketika ekspektasi tinggi mereka tidak terpenuhi. Mereka berjuang untuk melanjutkan ketika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang mereka harapkan.
Selain kurang bahagia, orang dengan kepribadian perfeksionis juga cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dan tingkat kesejahteraan psikologis yang lebih rendah, itulah hal lain yang menjadi tanda perfeksionisme.
Takut Gagal
Tanda perfeksionisme selanjutnya adalah ketika orang memiliki ketakutan yang lebih besar akan kegagalan daripada orang yang berprestasi tinggi. Karena mereka menempatkan begitu banyak hasil dan menjadi kecewa dengan sesuatu yang kurang sempurna, kegagalan menjadi prospek yang menakutkan. Dan karena sesuatu yang kurang sempurna dipandang sebagai kegagalan, akan sulit untuk memulai sesuatu yang baru.
Penundaan atau Prokrastinasi
Tampaknya paradoks bahwa perfeksionis cenderung menunda-nunda karena sifat kepribadian ini dapat merusak produktivitas. Tetapi penelitian telah menemukan bahwa orang perfeksionis yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan situasi atau lingkungannya—disebut perfeksionisme maladaptif—seringkali lebih cenderung menunda-nunda.