KAJEN,Radarpekalongan.id – Pulau Simonet di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan kian tenggelam jika abrasi di wilayah itu tidak ditangani. Sejak bulan Juni 2020 hingga sekarang, sekitar 500 meter daratan sudah tenggelam akibat abrasi.
Pedukuhan seluas 15 hektar ini dinilai sudah tak laik huni. Pasalnya, abrasi di pedukuhan yang berbatasan langsung dengan laut utara Jawa ini sangat parah. Terjangan air pasang laut juga kian membahayakan nyawa warga setempat.
Sholati (38), warga Dukuh Simonet, kemarin, mengatakan, lokasi rumahnya dengan bibir pantai dulu jaraknya jauh. Namun saat ini bibir pantai sudah di teras rumahnya. Artinya, ratusan meter daratan sudah tenggelam akibat abrasi. “Dulunya masih jauh dari bibir pantai,” kata dia.
Baca Juga:Kapolres Bersama Forkopimda Dampingi Kunjungan Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) MoeldokoCara Praktis Wudhu Sesuai Sunah Nabi
Dikatakan, abrasi kian parah sejak bulan Juni 2020. Saat itu pedukuhan Simonet juga terendam banjir rob setinggi 1,4 meter. Sehingga seluruh warganya mengungsi.“Awalnya saya mengungsi selama satu bulan. Saat pulang, rumah di sini keadaannya sudah seperti ini lha terus saya ngontrak di Desa Semut,” kata dia.
Menurutnya, rumahnya saat ini tak mungkin lagi dipertahankan karena terancam abrasi dan dihajar air pasang laut. “Rumah mau dipertahankan seperti apa wong keadaannya seperti ini. Takut ra. Gelombang air laut masuk ke rumah. Kadang air naik hingga ke atap rumah,” tutur dia.
Oleh karena itu, ia sangat senang dengan rencana pemerintah untuk merelokasi warga setempat. Ia bahkan berharap agar relokasi segera dilakukan. “Saya siap sekali jika direlokasi. Saya minta untuk bisa segera dibangunkan rumah. Sejak bayi saya hidup di sini. Emang kehidupannya di sini. Namun dengan kondisi yang ada seperti ini, saya siap dipindah ke tempat yang lebih aman,” ujar dia. (had)