Tidak Bisa Mengelola Emosi dengan Baik, Ini 8 Tanda Emotional Intelligence yang Rendah

Kesulitan mengelola emosi, tanda kecerdasan emosi yang rendah
Kesulitan mengelola emosi, tanda kecerdasan emosi yang rendah. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Apakah kamu menyadari bahwa seseoran kadang tampak kesulitan untuk mengelola emosi atau memahami perasaan orang lain?

Terkadang mereka secara konstan melakukan atau mengatakan sesuatu yang salah di waktu yang salah pula, atau mungkin suka menilai orang lain, tetapi enggan menerima kritik. Ciri-ciri tersebut bisa menjadi pertanda bahwa seseorang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang rendah.

Kecerdasan emosi yang rendah mengacu pada ketidakbisaan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi baik milik diri sendiri maupun orang lain dengan baik. Orang dengan kecerdasan emosi yang rendah juga sulit untuk menggunakan suatu informasi sebagai pedoman berpikir dan bertindak. Mereka memiliki masalah dalam mengelola emosi.

Baca Juga:6 Potensi Stres Highly Sensitive Person (HSP), Terlalu Sensitif Sampai Dicap Baperan3 Leadership Style dari Otoriter hingga Demokratis, Mana yang Paling Efektif?

Kecerdasan emosional (kadang-kadang disebut sebagai “kecerdasan emosional” atau “EQ”) pada dasarnya penting untuk setiap aspek kehidupan. Faktanya, banyak ahli sekarang percaya bahwa EQ sebenarnya lebih penting daripada IQ dalam menentukan kesuksesan hidup secara keseluruhan.

Dengan demikian, memiliki EQ rendah atau kecerdasan emosional rendah dapat berdampak negatif tidak hanya pada hubungan interpersonal, tetapi juga kesehatan mental dan fisik.

Mengelola emosi menjadi hal yang sulit untuk dilakukan oleh orang dengan kecerdasan emosi rendah. Di bawah ini adalah sembilan tanda klasik orang dengan kecerdasan emosional rendah.

1. Harus Selalu Benar

Kamu mungkin pernah bertemu dengan orang yang sering bertengkar baik dengan teman, keluarga, hingga rekan kerja, terutama karena perselisihan argumen.

Orang yang memiliki masalah dalam mengelola emosi sering berdebat mati-matian dan menolak untuk mendengarkan orang lain. Mereka berambisi membuktikan bahwa mereka benar dan orang lain salah.

Mereka harus menang dengan segala cara dan merasa tidak mungkin untuk sekadar “setuju untuk tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa dia tidak memahami apa yang dirasakan orang lain.

2. Tidak Menyadari Perasaan Orang Lain

Orang dengan masalah dalam mengelola emosi cenderung tidak peka dengan perasaan orang lain. Ketika orang lain menunjukkan kemarah, dia terkejut karena tidak merasa melakukan hal yang salah. Padahal, bisa jadi perilakunya telah menyakiti orang lain.

0 Komentar