Tips Ubah Sindrom FOMO menjadi JOMO untuk Mengatasi Kecanduan Mengikuti Tren

Sindrom fomo
Tips Untuk Mengatasi Kecanduan Dalam Mengikuti Tren, Bantu Ubah FOMO Menjadi JOMO. (unsplash)
0 Komentar

2. Fokus pada diri sendiri

Kamu harus betul-betul mengenal dirimu sendiri ketimbang orang lain. Berfokus pada diri sendiri serta kepada tujuan yang diraih harus kita tanamkan dalam diri masing-masing. Yang membuat diri kita stuck atau seperti berjalan di tempat adalah karna kita terlalu fokus akan pencapaian orang lain dan malah tidak bergerak apa-apa untuk masa depan diri sendiri.

Berfokus pada diri sendiri serta memiliki tujuan hidup yang segera ingin diraih akan membuat diri anda selalu pada jalur atau on track yang benar. Kamu tidak akan kehilangan waktumu begitu saja karena terlalu insecure dengan pencapaian orang lain.

Kamu akan lebih mempertimbangkan apa sja hal-hal yang bermanfaat bagi kamu ataupun tidak. Serta hal tersebut dapat membantu kamu dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan hidupmu atau malah merugikan dirimu sendiri.

Baca Juga:Ramai Istilah FOMO karena Konser Blackpink, Apa Sih FOMO itu?Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri supaya Hidup Kamu Lebih Powerfull

3. Mengembangkan hobi serta upgrade skill diri

Bahagia muncul dari dalam sendiri. Karena jika kita mengandalkan kebahagiaan yang datangnya dari orang lain akan nembuat kita putus asa serta tidak bahagia secara lahir batin.

Dengan berfokus pada diri sendiri dan tujuan hidup yang hendak diraih, maka kita akan terus belajar untuk menaikkan value yang ada pada diri sendiri serta hal tersebut akan membawa pengaruh yang baik untuk diri kita.

Dengan fokus untuk meng-upgrade skill dan kompetensi yang kita punya, maka kita akan terhindar dari distraksi dengan hal-hal yang kurang bermanfaat untuk diri sendiri seperti tren di media sosial yang hanya menghabiskan waktu kita tanpa mengerti tujuan mengikuti tren tersebut untuk apa.

4. Menyadari bahwa tidak semua hal di sosial media adalah nyata

Sosial media seringkali hanya menampilkan hal-hal yang menarik dan bahagia. Tetapi segala sesuatu yang diraih pasti memiliki pengorbanan yang harus dilakukan demi tercapainya tujuan tersebut. Tidak ada acara yang instan dalam menuju kesuksesan, dan pemikiran atau pemahaman tersebut harus diyakini oleh banyak orang. (*)

0 Komentar