“Idealnya, pada 2023 memang ada penyesuaian tarif Rp4.300 per kibik itu, dari tarif saat ini Rp2.500 per kibik. Namun kami tahu, pasti akan timbul gejolak di masyarakat. Oleh karenanya, paling tidak kami ingin agar tarif dapat dikembalikan ke semula pada tahun 2018 silam, yakni Rp2.880 per kibik,” pintanya.
Ditambahkan dia, investasi itu juga diperlukan perusahaannya untuk perbaikan pelayanan serta pengembangan cakupan wilayah pelayanan.
“Pelanggan kami terus bertambah, di mana saat ini sudah mencapai 56 ribu sambungan. Maka perbaikan pelayanan dan peningkatan cakupan pelayanan sangat kami butuhkan. Oleh karenanya, investasi itu diperlukan, dan mau tidak mau penyesuaian tarif itu tetap harus dilakukan,” tandasnya. (fel/sef)