Utusan UNICEF, Meaghan Drynck Beli Batik Pekalongan

Utusan UNICEF
Utusan UNICEF Meaghan Drynck menunjukan Batik Larissa. (Radarpekalongan.id/kominfo)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.IDUtusan UNICEF, kepanjangan dari United Nations Children’s Fund, Meaghan Drynck bersama dosen Universitas Diponegoro atau Undip membeli kain batik saat mengunjungi Showroom Larissa Batik di Kampung Wisata Batik Pesindon, Kota Pekalongan.

Kunjungan Senior Analyst di Global Affairs in Canada di Kota Pekalongan usai meninjau kegiatan puskesmas dan imunisasi bayi.

Saat berkunjung di Kampung Wisata Batik Pesindon, Meaghan Drynck mengaku senang berkegiatan di Kota Pekalongan. Karena bisa bertemu dengan orang-orang di puskesmas meninjau bayi-bayi imunisasi, dan termasuk mengunjungi pembatikan di sini.

Baca Juga:25 Ibu Rumah Tangga Pekalongan Berhasil Dilatih Menjahit Kerajinan dari Kain PercaDinperpa Kota Pekalongan Fasilitasi Pembentukan Baru Kelompok P2L, Minimal 1 RT, Begini Pengajuannya

Utusan UNICEF Kepengen Eksplor Pekalongan

“Saya senang di sini, saya berharap bisa lebih lama di Kota Pekalongan dan bisa eksplor lebih banyak,” katanya.

Utusan PBB urusan anak Meaghan juga membeli beberapa batik di Larissa Batik untuk dibawa pulang ke Kanada untuk keluarganya.

Sementara itu, Owner Larisa Batik, Edywan berharap dengan kunjungan utusan UNICEF dari bisa mengangkat batik Pekalongan ke luar negeri. Sehingga batik pekalongan dikenal masyarakat dunia. Harapannya bisa meningkatkan kesejahteraan pelaku batik.

“Semoga Pemerintah Kota Pekalongan ikut bekerjasama mengenalkan batik ketika ada tamu dari luar daerah atau mempublikasikannya seperti kunjungan dari Kanada ini,” harapnya.

Edywan yang juga Ketua KONI Kota Pekalongan mengaku shwroom batiknya cukup sering menerima kunjungan dari luar negeri, namun tidak diagendakan.

Owner Larisa Batik, Edywan menjelaskan proses pembuatan batik kepada Meaghan Drynck.(Radarpekalongan.id/kominfo)

“Sering ada tamu personal dari rekomendasi hotel, ada juga kunjungan untuk belajar seperti dari Papua sampai 20 hari belajar di sini untuk mengembangkan IKM mereka,” terangnya.

Baca Juga:TPI Kota Pekalongan Berhasil Sumbang PAD Rp4 Hingga Rp6 M, Ini PenyebabnyaHarga Mulai Rp200/Biji, Tahu Sokoduwet Dijamin Keamanan dan Cita Rasanya Pun Enak

Disebutkan Edy, di tempatnya tersedia batik tulis, dan kombinasi batik cap dan tulis.

“Di sini hanya ada batik sebagai upaya kami untuk melestarikan batik. Tapi untuk motif batik, Kota Pekalongan adalah Kota kreatif, untuk bisnis batik manapun bisa dikerjakan, orang Jogja minta dibuatkan batik jogja, batik cirebon, batik lasem, batik solo, semua bisa kami layani,” pungkasnya. (dur)

0 Komentar