Waduh, KIT Batang Bisa Berisiko Tingkatkan Kasus Cerai Gugat

Waduh, KIT Batang Bisa Berisiko Tingkatkan Kasus Cerai Gugat
Kajian yang digelar oleh SPN Batang dan Kampung Hijrah untuk buruh dan masyarakat sekitar (dok SPN)
0 Komentar

*SPN dan Kampung Hijrah Antisipasi Beri Edukasi Agama Kaum Buruh

BATANG – Ketua Pengadilan Agama Batang, Ikin menyebut hadirnya Kawasan Industri Terpadu (KIT Batang) punya beberapa dampak terhadap hubungan sosial masyarakat. Hadirnya Kawasan industri juga beresiko mempengaruhi peningkatan perceraian masyarakat.

Hal ini sudah dibuktikannya saat ditempatkan di daerah industri seperti Cikarang dan Rembang. Dimana hadirnya Kawasan industri turut membuka peluang penghasilan untuk istri. Dan banyak diantaranya yang punya pemasukan lebih banyak dari suami, apalagi jika suami belum mendapatkan pekerjaan. Sehingga terjadi kesenjangan pendapatan dan juga pola gaya hidup.

“Ini di Batang secara resmi kawasan industri belum beroperasi penuh. Jadi bisa jadi angka cerai gugatnya bisa semakin tinggi. Karena banyak perempuan yang bekerja, dan juga kehidupan di sekitar Industri akan lebih dinamis,” imbuhnya.

Baca Juga:LOKER PEKALONGAN: Berpengalaman Jadi ART? Ada Info Loker UntukmuAsyiknya, Anggota Pramuka SMKN 1 Warungasem Dapat Edukasi Olahraga Airsoftgun

Oleh karenanya menurutnya perlu adanya jalinan komunikasi yang baik, dan pondasi keagamaan yang kuat, sehingga bisa lebih mempertahankan bahtera rumah tangga.

Menyikapi hal tersebut, SPN Batang pun turut hadir untuk memberikan edukasi agama kepada buruh dan masyarakat sekitar. Penasehat SPN Batang, Ustadz Casrameko menjelaskan,SPN bersama Kampung Hijrah pun rutin dalam memberikan edukasi seputar parenting dan keagamaan dalam kajian tiap Selasa dan Rabu Malam.

“Sebenarnya kasus perceraian tidak hanya karena faktor ekonomi. Tapi bisa faktor lainnya. Oleh karenanya, kami juga bekali para buruh bekal agama. Sehingga bisa jadi pondasi para buruh untuk membangun keluarga yang sejahtera,” ujarnya.

Sehingga ia berharap pondasi agama ini dapat membekali istri, khususnya dari kalangan buruh agar tetap bisa harmonis dengan pasangannya. Meskipun secara ekonomi mungkin bisa menghidupi diri sendiri.

Menurutnya kajian ini pun penting, lantaran banyak buruh yang masuk ke dalam golongan kiri. Dimana mereka minim dengan edukasi seputar keagamaan. Sehingga harapannya kolaborasi SPN dan Kampung Hijrah ini bisa menjadikan buruh lebih religius.

“Sehingga harapannya dengan kajian ini agama mereka lebih kuat. Justru istri bekerja itu membantu suami. Apalagi kehidupan sekarang mahal. Untuk UMK Batang jika ada anak dua dan usia sekolah semua itu pasti akan kurang, sehingga antara istri dan suami harus saling bantu. Dengan pegangan agama ini, harapannya suami istri bisa saling melengkapi,” pungkasnya. (nov)

0 Komentar