Warga Kalipucang Wetan Tegas Tolak Pembangunan Masjid Nur Said

Warga Kalipucang Wetan Tegas Tolak Pembangunan Masjid Nur Said
Warga saat mengikuti sosialisasi terakhir yang digelar terkait pembangunan Masjid Nur Said di Kalipucang Wetan (Dok Warga)
0 Komentar

*Tidak Ada Ungah-Ungguh ke Masyarakat untuk Izin Pembangunan

BATANG – Warga Kalipucang Wetan tegas menolak rencana pembangunan Masjid Nur Said yang akan dibangun di Desa Kalipucang Wetan. Pasalnya warga merasa, dari awal pembangunan tidak ada kulo nuwun atau izin terlebih dahulu ke masyarakat selaku tuan rumah.

Hal ini seperti disampaikan Perwakilan Masyarakat M Saiful R didampingi Jawat K saat diwawancarai rekan media, Rabu (7/12/2022). Dikatakannya masyarakat sudah bertekad menolak pembangunan masjid tersebut.

“Sebenarnya kalau dari awal ada kulo nuwun ke warga mungkin kita bisa lebih terbuka. Karena ternyata setelah ditelusuri memang dari pihak sana hanya izin dan berkomunikasi ke Pak Lurah saja. Dan oleh Pak Lurah itu tidak dikomunikasikan dengan kami,” ujar Saiful.

Baca Juga:PMI Batang Salurkan Donasi Masyarakat Batang ke Korban Gempa Cianjur2.170 Pekerja PT Batang Apparel Indonesia Donasi Peduli Korban Gempa Cianjur

Dikatakannya, sedari awal warga tidak mengetahui terkait pembangunan masjid di tanah seluas 6 hektar yang ada di desa mereka. Mereka baru tahu pada awal tahun 2022, ketika pihak pengembang membuat pondasi bangunan. Penumpukan material pembangunan pondasi pun sempat membuat jalan licin. Hingga banyak warga yang tergelincir.

“Sejak itulah kami mendesak kepala desa untuk menjelaskan, apa maksud tujuan adanya pembangunan tersebut. Dan ternyata tanpa adanya musyawarah dengan warga Pak Lurah mungkin sudah ada kesepakatan dengan Pembangun masjid. Dan setelah kami desak barulah diadakan kegiatan sosialisasi,” imbuhnya.

Sosialisasi pertama pun akhirnya digelar pada Maret 2022. Meski begitu ternyata pernyataan dari pihak pembangun yang diwakili Abah Makshum justru membuat warga semakin menolak. Dalam penyampaiannya, pihak pembangun bersikap arogan. Sehingga warga merasa tidak cocok.

“Kami merasa pembangun cara menyampaikan maksud dan tujuannya ini terlalu angkuh. Sampai merasa harusnya masyarakat yang berterima kasih karena sudah mau dibangunkan masjid, bukan justru menolak,” ujarnya.

Pihaknya juga menyayangkan, hingga mediasi yang digelar dari Pemkab dan sosialisasi terakhir, tidak ada ahli waris yang menghadiri. Malah dari pihak pembangun mengirimkan perwakilan yang berbeda di tiap pertemuan.

Selain itu, ada beberapa alasan lain yang dikemukakan oleh warga sekitar. Karena nantinya pembangunan masjid juga bisa berdampak ke irigasi persawahan dan tidak adanya keberpihakan ke masyarakat di awal sosialisasi.

0 Komentar