Tekanan dan masalah adalah warna yang pasti ada dalam hidup manusia. Tentu, setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menyikapinya yang dikenal dengan istilah coping strategy.
Coping strategy atau stategi koping merupakan istilah untuk mewakili taktik yang digunakan orang untuk menghadapi situasi stres. Strategi ini membantu orang untuk menolerir, meminimalkan, dan menghadapi situasi stres dalam hidup mereka.
Namun, tidak semua orang memiliki cara yang sehat untuk menghadapi masalah. Sebagian dari mereka justru mengambil langkah yang merugikan, misalnya saja dengan menggunakan obat terlarang agar bisa melupakan masalah yang dihadapi.
Baca Juga:Prokrastinasi: Kebiasaan Nunda Melulu Sampai Enggak Punya Waktu!Illusion of Progress: Buku Self-Improvement sebagai Wadah Perkembangan Diri Secara Ilusi
Oleh karenanya, penting untuk membangun keterampilan koping yang sehat yang akan membantu orang mengurangi tekanan emosional atau melepaskan diri dari situasi stres yang dihadapi.
Setidaknya, terdapat dua tipe strategi koping utama yang perlu kamu pahami untuk menghadapi masalah dan tekanan dengan baik, yakni problem-focused dan emotion-focused.
Problem-Focused vs Emotion-Focused
Strategi koping problem-focused dan emotion-focused. (Sumber: freepik.com)
Strategi koping yang berfokus pada masalah atau problem-focused coping mengandalkan penggunaan cara-cara aktif untuk secara langsung mengatasi situasi yang menyebabkan stres. Dalam hal ini, kamu berkonsentrasi penuh pada masalah.
Contohnya, kamu menganalisis situasi untuk mengerjakan sesuatu yang bisa kamu tangani, bekerja lebih keras untuk sesuatu yang harus kamu capai, atau berbicara langsung kepada orang yang berkaitan dengan masalah yang sedang kamu hadapi.
Sedangkan emotion-focused coping membuatmu fokus untuk menangani perasaan tertekan yang menghampirimu, bukan masalah yang sebenarnya. Biasanya, strategi ini membuatmu merenung, mengeluh, melakukan penghindaran, bahkan menyalahkan situasi.
Namun, dalam sisi positif, kamu bisa jadi melakukan meditasi atau berbicara dengan orang terdekatmu agar mendapatkan dukungan moril.
Strategi berbasis emosi juga sangat membantu ketika kamu perlu menjaga perasaanmu dan tidak bisa mengubah situasi yang berada di luar kendalimu. Misalnya, ketika orang yang kamu cintai meninggal dunia, kamu perlu menjaga perasaan untuk perlahan mencapai keikhlasan.
Baca Juga:Digital Minimalism, Cara Menyederhanakan Kehidupan Online Kita5 Tipe Imposter Syndrome, Anggap Diri Sendiri Sebagai Kegagalan
Tidak ada satu cara yang terbaik untuk semua situasi. Kamu bisa memutuskan jenis strategi mana yang menurutmu paling cocok untuk menghadapi tekanan tertentu.