Tantangan Kotemporer Pembelajaran Bahasa Inggris di Jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tantangan Kotemporer Pembelajaran Bahasa Inggris di Jenjang Sekolah Menengah Pertama
Darmawan, S.Pd, M.Pd. Guru Bahasa Inggris SMP 1 Kedungwuni/ Ketua MGMP Bahasa Inggris Kab. Pekalongan
0 Komentar

Belajar bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris akan sangat berguna. Potensi dan kemampuan diri akan semakin bertambah. Tentu saja semua ini akan memberikan hasil yang baik bagi kehidupan. Salah satu yang berpengaruh adalah kurangnya percaya diri. Banyaknya kosakata baru dan struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia, membuat banyak peserta didik yang malas. Ketakutan ini kemudian membuat mereka tidak suka. Akibatnya mereka sulit menguasai bahasa Inggris.

Meskipun berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dalam materi Bahasa Inggris, namun permasalahan banyak ditemui di lapangan. Adapun beragam gejala dari permasalahan dalam pembelajaran bahasa Inggris bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu: a. Peserta didik tidak mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik lisan dan tulisan; b. Peserta didik kurang penguasaan kosakata bahasa Inggris; c. Peserta didik tidak suka untuk belajar bahasa Inggris; d. Peserta didik tidak mampu membangun kalimat bahasa inggris dengan baik dan benar secara struktur kalimat; e. Peserta didik kurang mampu dalam mengidentifikasi informasi dari sebuah teks yang dibaca.

Masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang komplek karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran. Tanpa adanya faktor guru dan peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dikelas atau ditempat lain dapat berlangsung dengan baik. Namun, pengaruh berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan, misalnya faktor media dan instrument pembelajaran, fasilitas belajar, infrastruktur sekolah, fasilitas laboratorium, manajemen sekolah, sistem pembelajaran dan evaluasi, kurikulum, metode, dan strategi pembelajaran.

Baca Juga:Amazing – Pasca Gempa 5,6 Cianjur – XL Axiata Percepat Pemulihan Jaringan dan Sediakan Akses Telepon GratisKisah Nabi Sulaiman Menyambut Ratu Balqis dan Keajaiban Pindahkan Singgasananya dalam Waktu Sekejap

Kesemua faktor-faktor tersebut dengan pendekatan berkontribusi berarti dalam meningkatkan kualitas dan hasil interaksi belajar mengajar di kelas dan tempat belajar lainnya. Berikut akan dijelaskan pengaruh masing-masing faktor sebagai berikut: Pertama, media dan instrumen pembelajaran memiliki pengaruh dalam membantu guru mendemonstrasikan bahan atau materi pelajaran kepada siswa sehingga menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif dengan kata lain media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di suatu sekolah memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan proses belajar-mengajar. Tanpa ada fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah yang memadai di sekolah, proses interaksi belajarmengajar kurang dapat berjalan secara maksimal dan optimal.

0 Komentar