“Karena ternyata Candi Boto yang di sana dibangun sebelum Mataram kuno pada abad Ke-7. Jadi bisa dibilang yang tertua di Jawa Tengah,” ujar Ketua Tim Arkeologi BRIN, Agusti Janto Indrajaya usai paparan bersama Veronique kepada ke Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, Jumat (28/10/2022).
Dari proses ekskavasi sejak 2019 silam, diketahui baru seperempat bagian bangunan yang dibuka. Namun dari sini bisa diperkirakan bahwa ukuran bangunan candi kurang lebih 16 x 16 meter persegi dengan satu pintu masuk.
Dari temuan itu, Arkeolog BRIN akan melakukan pemetaan untuk menggali dan mencari situs penyerta lainnya. Pihaknya pun memprediksi jika Candi Bata ini memiliki korelasi sejarah dengan situs petirthaan (pemandian) Balekambang Gringsing, sebuah jejak arkeologis Kabupaten Batang yang tak kalah tua.
Baca Juga:Pasca Pandemi, Kasus Gangguan Jiwa Naik jadi 2.726
Lokasi Prasasti Balekambang sendiri berada di utara jalur pantura, sehingga lebih dekat ke pantai. Meski berada di lokasi yang cukup tinggi, namun petirthaan Balekambang ini memiliki sumber air untuk pemandian. Saat awal ditemukan, pemandian raja dan bangsawan ini dulunya dikelilingi sejumlah arca. “Sebagian arca sudah dievakuasi di Museum Ronggowarsito, sementara sebagian lainnya diduga diambil orang,” tutur Rahwan Astyo Wibowo dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang, beberapa waktu lalu.
Di antara arca dimaksud, yakni Arca Sri Wasudharra yang membawa setangkai bulir padi dan 2 buah Arca Hamsa. Dari hasil hasil analisis M.M Soekarto Kartoatmojo dan Riboet Dharmosoetopo, dapat diketahui bahwa prasasti tersebut menggunakan aksara Pallawa, bahasa Sansekerta, dan berasal dari sekitar tahun 600 (625) Masehi. Sebuah petunjuk bahwa jejak arkeologis Kabupaten Batang memang ebih tua.
Sementara dari prasasti yang ditemukan, isinya menjelaskan tentang kesucian air petirthaan yang mengandaikan sungai suci di India. Ahli juga menyamakan prasasti ini dengan isi Prasasti Tuk Mas di lereng barat Gunung Merbabu, Kabupaten Magelang, dan diperkirakan berasal dari abad VI Masehi. Dugaan Balekambang sebagai pemandian raja juga mengindikasikan pentingnya penguasaan sumber-sumber air oleh institusi politik baik untuk kepentingan praktis maupun religi.