Mau Trip Jejak Arkeologis Jawa Kuno, Yuk Wisata ke Batang

Jejak arkeologis Jawa Kuno
H Maulana Yusup (Ketua DPRD Batang)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Kabupaten Batang diyakini memiliki heritage peradaban tua dengan ditemukannya banyak jejak arkeologis Jawa Kuno di wilayahnya. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Batang diminta lebih serius merawat dan mengelola cagar budaya yang dimiliknya, baik untuk menjaga kelestariannya maupun untuk kepentingan identitas (branding) daerah. Salah satu cara paling murah adalah dengan menghadirkan konsep museum hidup (living museum), yang memungkinkan wisatawan melakukan trip menyusuri jejak arkeologis kuno.

“Berbagai jejak arkeologis yang ditemukan ini menjadi khazanah sejarah dan budaya yang luar biasa, terlebih secara periodisasi sejarah Jawa Kuno, jejak arkeologis di Batang ini diyakini lebih tua dari peradaban Dieng maupun Borobudur. Jadi, kita sebagai warga Kabupaten Batang layak berbangga,” ungkap Ketua DPRD Batang, Maulana Yusup, Kamis (1/12/2022).

Karena itu, Yusup berharap pemerintah daerah lebih serius menangani berbagai warisan sejarah tersebut agar terjaga kelestariannya. Menurutnya, upaya tersebut justru sebagai wujud apresiasi atas sejarah daerah sendiri. “Karena bangsa yang besar haruslah menghargai sejarahnya, asal usulnya. Dan yang tak kalah penting, warisan ini kelak bisa disaksikan anak cucu kita, lengkap dengan risalah sejarahnya,” ujarnya.

Baca Juga:[CERPEN] Pasar Malam[PUISI] Kisah Cinta Senja dan Malam

Menurut Yusup, keseriusan pemerintah daerah dalam mengurusi kekayaan heritage itu bisa dilihat dari ada tidaknya kebijakan strategis untuk mengelola berbagai situs arkeologis tersebut.

“Dan yang pertama dan utama, adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat Kabupaten Batang memaknai khasanah sejarahnya sendiri. Karena dari pemaknaan inilah kita akan memiliki imajinasi yang jelas tentang masa depan benda-benda cagar budaya yang ditemukan di Kabupaten Batang, lalu merumuskan konsep pengelolaannya ke depan. Sederhananya, situs Candi Boto, petirthaan Balekambang, prasasti Sojomerto, dan lannya ini mau diapakan, itu harus jelas. Kan tidak mungkin kalau cuma dipagari, atau benda cagar budayanya cukup disimpan,” bebernya.

Dia berharap besar jejak-jejak arkeologis Jawa Kuno yang berserak tersebut bisa dihimpun dalam karya kepenulisan yang utuh oleh tim ahli. “Artinya, nanti orang Batang memiliki narasi yang lebih utuh tentang sejarah tua daerahnya, dan ini jadi bagian dari membangun narasi tentang Kabupaten Batang, jadi identitas dan branding daerah,” ujarnya.

0 Komentar