Hasil penelitian hampir sama juga dilakukan oleh peneliti di Australia…..
Sebuah penelitian di Australia terhadap 2.338 pria, meneliti dampak faktor seksual terhadap terjadinya kanker prostat sebelum usia 70 tahun.
Seperti penelitian Harvard, penyelidikan Australia mengevaluasi total ejakulasi daripada hubungan seksual itu sendiri.
Seperti pria Amerika, pria Australia yang paling sering mengalami ejakulasi mengalami penurunan risiko kanker prostat. Efeknya paling kuat untuk frekuensi ejakulasi pada usia dewasa muda, meskipun kanker prostat baru terdiagnosis beberapa dekade kemudian.
Baca Juga:Melihat Kepedulian Polsek Pekalongan Utara Bagikan Nasi Gratis untuk Warga Terdampak BanjirDandim Pekalongan bersama Forkompinda, Ketua Persit, dan Ketua TP PKK Berikan Bantuan ke Pengungsi Banjir
Meski begitu, perlindungan nyata meluas ke semua kelompok umur. Secara keseluruhan, pria yang rata-rata 4,6–7 ejakulasi seminggu memiliki kemungkinan 36% lebih kecil untuk didiagnosis menderita kanker prostat sebelum usia 70 tahun dibandingkan pria yang rata-rata ejakulasi kurang dari 2,3 kali seminggu.
Sepotong teka-teki
Studi dari Amerika Serikat dan Australia tidak banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis ini – tetapi mereka membuka jalan baru untuk penelitian.
Karena keduanya melaporkan bahwa frekuensi ejakulasi yang tinggi di awal masa dewasa memiliki dampak terbesar pada risiko kanker prostat beberapa dekade kemudian, mereka meminta perhatian pada peran kejadian di awal kehidupan, saat prostat berkembang dan matang.
Pasti ada preseden untuk jeda panjang antara sebab dan akibat. Misalnya, sengatan matahari masa kanak-kanak merupakan faktor risiko utama untuk melanoma ganas di masa dewasa, dan faktor prenatal yang memengaruhi berat lahir tampaknya memengaruhi risiko seumur hidup untuk hipertensi dan penyakit jantung.
Pada tahun 1807 William Wordsworth menulis, “Anak adalah ayah dari laki-laki.” Sehubungan dengan kanker prostat, aktivitas seksual di masa remaja dapat menjadi prediktor risiko di masa dewasa. (way)