*Tahap Dua, Dapat Anggaran Rp 12 Miliar
BATANG, RADAR PEKALONGAN.ID – Pembangunan Islami Center Batang masih terus dilanjutkan. Di tahap dua ini, pembangunan mendapatkan tambahan anggaran Rp12 miliar. Diperkirakan, hingga rampung nanti, pembangunan Islamic Center masih membutuhkan anggaran sekitar Rp30 Miliar lagi.
Kepala Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan, DPUPR Kabupaten Batang, Danang Purwanto menyebut anggaran Rp30 miliar tersebut untuk membangun Islamic Center sesuai master plan.
“Masih banyak bangunan yang belum direalisasikan. Seperti penginapan, auditorium, lahan parkir, ruang UMKM, dan menara. Penganggarannya pun tergantung keuangan daerah nantinya, karena butuh anggaran sekitar Rp 30 miliar lagi,” ujarnya.
Baca Juga:Drama Song Joong Ki, Reborn Rich Berhasil Jadi Drama Rating Tertinggi Tahun 2022Fix, Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won Bakal Jadi Pasutri di Drama Terbaru
Dijelaskannya, di tahap pertama Islamic Center sudah mendapatkan anggaran Rp11,9 Miliar. Dan untuk tahap kedua mendapatkan tambahan Rp12 Miliar. Hingga saat ini pembangunannya sudah masuk 45 persen. Pembangunan dilakukan secara cepat karena target pembangunannya selesai akhir Desember ini.
“Yang dikerjakan hanya bangunan pengelola dan masjid. Sama penataan lingkungan dengan sekitar Rp 12 miliar. Target selesai sesuai kontrak 27 Desember 2022. Dikerjakan oleh kontraktor dari Semarang,” imbuh Danang.
Dijelaskannya, progres saat ini melebihi target sekitar 0,8 persen. Walaupun sesuai progres di angka 45 persen, pihaknya tetap was-was. Mengingat waktu yang terbilang mepet. Kondisi seperti ini bisa menjadi kritis walaupun tidak minus.
Meski begitu, pihaknya yakin, secara teknis, target selesai pembangunan masih bisa terkejar. Namun yang menjadi kendala ke depannya adalah dari sisi rekanan. Hal ini terkait kemampuan untuk bisa mensuplai material dan tenaga kerja.
Tak seperti tahap pertama yang terhambat cuaca, pembangunan tahap kedua ini tidak terlalu terpengaruh cuaca. Lantaran pengerjaan banyak dilakukan di dalam bangunan.
“Tidak ada kendala secara teknis, namun karena waktu yang mepet stok material dan tenaga kerja menjadi kendala ke depannya,” pungkasnya. (nov)