Menkes juga mengatakan: akan merombak sistem teknologi di seputar lab dan apotek. “Nanti data dari lab dan apotek harus masuk ke dalam satu sistem digital,” katanya. “Data itu akan terhimpun dalam big data yang bisa dipertukarkan,” tegasnya.
Dengan demikian seluruh hasil pemeriksaan darah, USG, rontgen, CT scan, MRI, dan seterusnya akan menjadi satu data nasional bidang kesehatan. Dari sini peta penyakit di Indonesia akan bisa dianalisis.
Posyandu pun akan direvitalisasi. Termasuk akan diberi alat rapid test untuk mendeteksi beberapa penyakit. Dengan demikian posyandu bisa mendeteksi penyakit masyarakat jauh lebih dini. Keperluan pergi ke lab yang biayanya lebih mahal pun berkurang.
Baca Juga:Perpustakaan UIN KH Abdurrahman Wahid Sharing Knowledge dengan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Gadjah Mada YogyakartaTimnas MLBB Indonesia Sukses Masuk Grand Final IESF WEC 2022
Salah satu residen dari Bukittinggi menyampaikan soal bully dari senior. Namanyi: Diniy Miftahul. Dia lulusan Universitas Andalas Padang yang mau jadi spesialis kandungan. “Sudah waktunya diakhiri,” ujar Diniy.
Menkes sudah mendengar semua bentuk bully seorang senior pada residen. Mulai dari disuruh beli makanan, mencarikan lapangan untuk olahraga, sampai minta dibelikan sepatu. “Tolong Diniy nanti, kalau kelak jadi senior, jangan melakukan itu,” pinta Menkes.
Dalam proses pendidikan spesialis, senior (mentor) memang sangat menentukan. Senior itu yang mendidik, membina, mengarahkan, menularkan ilmu, sampai memberikan nilai. Bully itu rupanya sudah turun-temurun. Yang mem-bully itu dulunya juga di-bully.
Begitu banyak yang ikut diskusi di forum zoom tersebut. Juga merata. Dari semua provinsi. Mulai Aceh sampai Papua. Inilah forum pertama dalam rangka transformasi bidang kesehatan. “Saya ingin mendengarkan langsung dari para dokter,” katanya kepada Disway.
Dulu ia pernah melakukan acara serupa tapi terkait dengan penanganan Covid-19.Memang sejak ada otonomi daerah ada sisi negatif soal penempatan dokter. Tapi Budi Sadikin sudah menemukan cara: “Daerah yang tidak memberi gaji yang baik bagi spesialis akan kami kunci. Anggaran dari pusat untuk proyek rumah sakit daerah tidak bisa dicairkan,” katanya.
Sanksi lewat uang itu akan dilakukan dengan alasan ini: orang itu tidak hanya takut kepada Tuhan, tapi juga kepada uang. (Dahlan Iskan)