PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Merancang desain sebuah masjid ternyata lebih rumit dibanding mendesain gedung atau bangunan-bangunan lainnya.
Ada beberapa hal yang menjadi prasyarat utama yang harus diperhatikan sang arsitek.
Sebagaimana yang disampaikan Ar. Ir. H. Munichy B Edrees, M.Arch, selaku Ketua Dewan Juri Sayembara Masjid Pekalongan Baru, Kota Pekalongan.
Baca Juga:Muhammad Thamrin Butuh Waktu 3 Minggu Selesaikan Desain Masjid ‘Selendang Batik’‘Selendang Batik’ Juarai Sayembara Ide Desain Masjid Ikonik Pekalongan Baru
Ditemui wartawan usai acara penjurian final dan penyerahan hadiah Sayembara Ide Desain Masjid Ikonik Pekalongan Baru, Kota Pekalongan, Jumat 9 Desember 2022, Munichy menjelaskan bahwa masjid merupakan ‘Baitullah‘ atau Rumah Allah.
Maka, masjid haruslah bisa memenuhi seperti apa yang diharapkan dan dikehendaki oleh Allah SWT.
Itulah yang menurut Munichy sebagai KAK atau Kerangka Acuan Kerja. KAK-nya Allah SWT.
Sehingga, arsitek perancang desain sebuah masjid tidak boleh hanya berpedoman pada KAK yang dibuat oleh manusia.
Sebagaimana yang lazim dalam sebuah sayembara ide desain masjid, pihak panitia atau penyelenggara pasti membuat KAK yang mesti menjadi acuan atau panduan setiap peserta sayembara.
“Khusus masjid, kita harus melihat dan berpedomanan pada KAK-nya Allah. KAK bikinan Allah itu adalah Al-Quranul Karim,” kata pria yang juga Ketua Tim Arsitek Renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta.
Maka dari itu, tegas Munichy, seorang arsitek pendesain masjid haruslah memahami Al-Qur’an, karena di sanalah terdapat KAK-nya Allah.
Baca Juga:Pegawai Rutan Pekalongan Ikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat DasarDukung Pertumbuhan Ekosistem Akuakultur Indonesia, Cargill Luncurkan Produk Pakan Udang Bergizi
Munichy menerangkan bahwa tidak ada bangunan di muka bumi yang harus mempunyai orientasi tertentu kecuali masjid.
“Masjid harus menghadap kiblat. Kemudian, harus suci, harus bersih dari najis. Terkadang ini yang diabaikan oleh peserta lomba desain masjid. Membuat bangunan yang megah, tetapi persyaratan sebuah masjid tidak terpenuhi,” kata arsitek yang juga salah satu Juri Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Kompleks Peribadatan Kawasan IKN (Ibu Kota Negara).
Kata Munichy, yang penting adalah konsep filosofis atas dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tidak sekadar teori-teori arsitektur engineer secara umum. Karena mendesain masjid berbeda dengan mendesain bangunan apapun termasuk mal, gedung opera, stadion, dan sebagainya.