JAKARTA,Radarpekalongan.id – Pemerintah berencana mengimpor kedelai sebanyak 350 ribu ton dari Afrika. Kepastian itu usai Mendag Zulkifli Hasan memastikan impor komoditas itu mulai awal tahun 2023. Namun, alhamdulillahnya, Perum Bulog menyebut rencana ini masih terkendala.Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menyampaikan, setelah mengimpor beras ratusan ton, Perum Bulog bakal mengimpor 350 ribu ton kedelai. “Namun masih terkendala. Karena kepastian keberangkatan (impor kedelai masih bermasalah). Surat-suratnya belum bisa berangkat ke sini. Kan di sana harus ada karantina, harus ada persetujuan karantina dari sini,” ucapnya saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (17/12/2022) lalu, sebagaimana dikutip suara.comIa menjelaskan, kedelai impor sebesar 350 ribu ton itu menyesuaikan dengan kebutuhan kedelai dalam negeri, terutama kebutuhan tempe dan tahu. Buwas menyebut, jumlah kebutuhan itu diperoleh berdasarkan dialog yang dilakukan pihaknya dengan para perajin olahan kedelai.Buwas memastikan kedelai yang akan datang sebanyak 350 ribu ton itu sesuai kebutuhan perajin tempe dan tahu. Hal itu diketahui karena Buwas mengatakan dirinya sudah menanyakan langsung kepada perajin.Pekerja memproduksi tahu dan tempe berbahan dasar kedelai di kawasan Duren Tiga Raya, Jakarta selatan, Jumat (18/3/2022).Sebelumnya, impor kedelai ini sudah disampaikan Mendag Zulhas dengan penugasan kepada Bulog impor kedelai sebesar 300 ribu ton dan ditambah 50 ribu ton. Sebagian besar kedelai akan diimpor dari Amerika Serikat dengan total komoditas 350 ribu ton pada Januari 2023.Mendag Zulhas menambahkan, Indonesia juga akan melakukan impor dari Afrika Selatan meski hingga kini terkendala izin karantina.“Tinggal nunggu karantina sana selesai, mudah-mudahan Januari,” sambung Zulhas.Kebutuhan masyarakat Indonesia akan kedelai sangat tinggi sehingga produksi dalam negeri diklaim belum bisa memenuhi kebutuhan.Ditempat terpisah, Surono, petani asal Pekalongan mengaku prihatin dengan rencana pemerintah tersebut. Sebab bila impor kedelai direalisasikan bisa mengakibatkan harga kedelai didalam negeri menjadi rendah. “Pasti dampaknya, petani yang dirugikan. Makanya kami bersyukur dengan kendala yang dialami pemerintah.Semoga rencana tersebut bisa dibatalkan,” harapnya. (dur/suara.com)