PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – SD Kradenan 01 mengangkat tema kewirausahaan dalam mengikuti kegiatan gelar karya projek penguatan profil pelajar pancasila dalam gelar karya tersebut.
Kepala SD Kradenan 01 Walinah menyampaikan bahwa SD Kradenan 01 menampilkan produk proyek penguatan pelajar pancasila yang berupa batik jumputan dan cap yang dibuat oleh kelas 4 dan hasil karya kelas 1 berupa mozaik dari biji-bijian dan pensil karakter.
“Untuk batik jumputan kita kerjasama dengan orang tua siswa yang memiliki home industri, jadi anak-anak langsung buat disana. Kalau untuk kelas 1 karena masih penyesuain kita ambil hasil karya yang sederhana,” ungkap Walinah.
Baca Juga:Dongkrak Minat Baca Lewat Roadshow LiterasiKolaborasi Usung Prestasi
Hasil dari karya tersebut, wanita yang hobi membaca ini menuturkan akan menjadikannya koleksi bagi sekolah untuk ditampilkan sebagai hasil dari projek sekolah penggerak ketika ada gelar karya serta menjadi kenang-kenangan bagi sekolah.
Sementara itu, proyek P5 pada semester 2 ini Walinah menjelaskan bahwa SD Kradenan 01 mengambil tema mengunjungi tempat ibadah 5 agama di Kota Pekalongan.
Hal tersebut mengundang antusias siswa karena mereka dapat melihat langsung tempat-tempat ibadah Yang sebelumnya hanya dilihat melalui gambar.
“Karena di SD Kradenan 01 ini kita semua beragama Islam, dan belum pernah melihat tempat ibadah di agama lain jadi saat itu anak-anak sangat antusias karena mereka bisa melihat langsung seperti apa bentuknya dan di dalamnya ada apa saja,” ujar Walinah.
Pihaknya berharap, dengan adanya program sekolah penggerak ini yang memiliki imbas positif bagi keberlangsungan belajar mengajar di SD Kradenan 01 hingga lebih inovatif dan menyenangkan bisa menjadi bekal bagi aora siswa untuk melatih mental wirausaha dan juga toleransi umat beragama.
“Dua program tersebut kita pilih tentunya berdasarkan pertimbangan yang matang, terutama kearifan lokal Kradenan 01 yang dekat dengan produksi batik sehingga memotivasi mereka untuk menjadi bos batik mungkin, serta menanamkan sikap toleransi kepada para siswa bahwa kita hidup berdampingan dengan berbagai macam perbedaan,” pungkasnya (mal).