Malam Ini, dan Secangkir Teh darimu (Mama)
Suatu malam beberapa tahun yang laluAku ingat, saat tanganku bahkan tak mampu bergerakKau yang paling setia disituDisampingku, menemani tanpa ingin berjarak
Suatu malam belasan tahun yang laluAku ingat, setelah menemaniku membacatas sekolahku kau siapkan agar esok hari sudah siap kubawaLalu kau bertanya‘Besok mau sarapan apa?’
Malam ini, entah karena suhu badan yang meninggiAku buru-buru memelukmuRinduLalu, tanpa tanya, segelas teh hangat sudah kau siapkan untukku ‘Agar badanmu hangat’ katamu
Baca Juga:Anak Bisa Mendendam dengan Kemarahan Ayah, Tetapi Tidak dengan IbunyaAyo Cegah Stunting, Dimulai dari Pemberian Menu Sehat untuk Balita
Malam ini, entah karena suhu badan yang meninggiAku buru-buru memelukmuKembali mengingat saat-saat kau menyuapikuKetika aku tak juga mampu melakukan semua dengan usahaku
Aku, gadismu yang belum bisa memberi apa-apayang sangat pintar merepotkanmu sampai tak mampu berkata-kata
Lombok, Mei 2013
Untukmu yang Mereka Sebut Ibu
Terimakasih,untuk setiap detik berharga yang tak lagi kau miliki seutuhnyauntuk setiap ritus pagi yang kau dengungkan namaku didalamnyauntuk setiap dominasiku dalam hidupmu setelah aku ada
TerimakasihTelah kau relakan tubuh indah remajamu demi menjadikanku nyata di dunia
TerimakasihUntuk tak pernah membatasi kasihmusekalipun aku yang katamu telah dewasa memutusakan pergi darimu untuk mencari bahagia
Untuk setiap keluhku semasa remaja mohon ampunkanUntuk setiap kebohongan-kebohongan padamu yang mungkin kulupa mohon maafkanUntuk segala tuntutanku padamu kumohon ikhlasakanKarena ikhlasmu adalah ridho Tuhan untukkuKarena doamu adalah kunci dari setiap pintu tujuanku
TerimakasihKarena setiap yang kau hela atasku adalah doadan setiap keluhmu yang sebabnya aku ada murka pemilik alam semesta di dalamnya.
Batang, 21 Desember 2019