Puisi-puisi Tia, tentang Ibu

Puisi-puisi Tia, tentang Ibu
0 Komentar

Malam Ini, dan Secangkir Teh darimu (Mama)

Suatu malam beberapa tahun yang laluAku ingat, saat tanganku bahkan tak mampu bergerakKau yang paling setia disituDisampingku, menemani tanpa ingin berjarak

Suatu malam belasan tahun yang laluAku ingat, setelah menemaniku membacatas sekolahku kau siapkan agar esok hari sudah siap kubawaLalu kau bertanya‘Besok mau sarapan apa?’

Malam ini, entah karena suhu badan yang meninggiAku buru-buru memelukmuRinduLalu, tanpa tanya, segelas teh hangat sudah kau siapkan untukku ‘Agar badanmu hangat’ katamu

Baca Juga:Anak Bisa Mendendam dengan Kemarahan Ayah, Tetapi Tidak dengan IbunyaAyo Cegah Stunting, Dimulai dari Pemberian Menu Sehat untuk Balita

Malam ini, entah karena suhu badan yang meninggiAku buru-buru memelukmuKembali mengingat saat-saat kau menyuapikuKetika aku tak juga mampu melakukan semua dengan usahaku

Aku, gadismu yang belum bisa memberi apa-apayang sangat pintar merepotkanmu sampai tak mampu berkata-kata

Lombok, Mei 2013

Untukmu yang Mereka Sebut Ibu

Terimakasih,untuk setiap detik berharga yang tak lagi kau miliki seutuhnyauntuk setiap ritus pagi yang kau dengungkan namaku didalamnyauntuk setiap dominasiku dalam hidupmu setelah aku ada

TerimakasihTelah kau relakan tubuh indah remajamu demi menjadikanku nyata di dunia

TerimakasihUntuk tak pernah membatasi kasihmusekalipun aku yang katamu telah dewasa memutusakan pergi darimu untuk mencari bahagia

Untuk setiap keluhku semasa remaja mohon ampunkanUntuk setiap kebohongan-kebohongan padamu yang mungkin kulupa mohon maafkanUntuk segala tuntutanku padamu kumohon ikhlasakanKarena ikhlasmu adalah ridho Tuhan untukkuKarena doamu adalah kunci dari setiap pintu tujuanku

TerimakasihKarena setiap yang kau hela atasku adalah doadan setiap keluhmu yang sebabnya aku ada murka pemilik alam semesta di dalamnya.

Batang, 21 Desember 2019

0 Komentar