Religious Moderation Camp jadi Contoh Konkrit Membumikan Moderasi Beragama

Religious moderation camp atau Camp moderasi beragama
Peserta Religious Moderation Camp atau camp moderasi beragama berfoto bersama. (Dok. Uin gus dur)
0 Komentar

PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Tim Pemberdayaan dan KKN Tematik UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) menggelar Religious Moderation Camp di Bumi Perkemahan Linggoasri, Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan pada Selasa–Rabu, 20–21 Desember 2022. 

Kegiatan ini menjadi contoh konkrit upaya membumikan moderasi beragama oleh mahasiswa, masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kalangan pelajar.

Religious Moderation Camp ini merupakan rangkaian kegiatan yang dinisiasi oleh Tim Pemberdayaan Desa Moderasi Beragama dan Sadar Kerukunan di Desa Linggoasri.

Baca Juga:Gregoria Mariska Tunjung Tempati Peringkat 15 Dunia, Satu-Satunya Tunggal Putri Indonesia yang Menembus 40 Besar DuniaJelang Perayaan Nataru, Seluruh Petugas Lapas Pekalongan Ikuti Apel Siaga

Untuk pesertanya, terdiri dari siswa-siswi SMA/SMK sederajat dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Baik itu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, maupun Buddha.

Mereka berasal dari berbagai sekolah negeri maupun swasta di Kota maupun Kabupaten Pekalongan. Antara lain dari SMA Santo Bernardus, SMAN 1 Kajen, SMKN 3 Pekalongan, SMAN 1 Kesesi, SMAN 1 Doro, SMAN 1 Paninggaran, MAN 1 Pekalongan, SMK Ma’arif NU Kajen, SMK Ma’arif NU Doro dan SMK Muhammadiyah Kajen.

Ketua Tim Pemberdayaan Moderasi Beragama, Syamsul Bakhri, M.Sos., menjelaskan bahwa kerja sama antara Tim Pemberdayaan, KKN Tematik UIN Gus Dur, dan seluruh tokoh di Desa Linggoasri merupakan aksi pemberdayaan dan upaya peningkatan SDM masyarakat dalam hal pemahaman moderasi beragama. 

“Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membentengi diri dari ancaman paham radikalisme di kalangan pelajar,” kata Syamsul, dilansir laman UIN Gus Dur.

Nantinya, peserta camp moderasi ini akan menjadi duta moderasi beragama di sekolah maupun lingkungan masing-masing.

“Kesadaran diri menjadi manusia yang moderat tidak serta merta muncul dari dalam diri, namun perlu penguatan dan proses sejak dini supaya mampu membentuk karakter pelajar yang moderat dan tetap berpegang teguh pada keyakinan masing masing,” tegas Syamsul.

Dia menambahkan bahwa Moderation Camp merupakan project keempat dari beberapa project yang sudah berlangsung sebelumnya. 

Baca Juga:Akan Ada Pesta Kembang Api di Pasir Kencana Pekalongan saat Malam Tahun Baru 2023, Cek Harga TiketnyaMinions Terjun Bebas, Berada di Ranking 23 Dunia

Yang pertama, Mapping Religious and Culture yang bertujuan untuk memetakan potensi budaya dan agama.

0 Komentar