Reni bercerita, satu-satunya transportasi ke Data Dian adalah pesawat perintis satu kali seminggu yang hanya menampung 6 orang penumpang dan sangat membatasi barang bawaan.
Karena itu, warga desa tak hanya mengandalkan madu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka juga mencari gaharu, kayu penghasil resin yang tumbuh subur di hutan Kalimantan. Di samping itu, mereka juga bertani padi, umbi-umbian, dan tanaman sayuran untuk keperluan harian keluarga saja. (*)