SLAWI – Sebanyak 1.200 anggota Palang Merah Remaja (PMR) di Kabupaten Tegal diuji kemampuannya dalam Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) ke XV yang dipusatkan di SMA Negeri 3 Slawi selama 2 hari, Sabtu hingga Minggu 24-25 Desember 2022.
Ketua PMI Kabupaten Tegal, Iman Sisworo mengatakan, kegiatan Jumbara diikuti para anggota PMR dari tingkat Madya setara SMP dan Wira setara SLTA, dengan jumlah total peserta 1.200 anak.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam dua hari. Peserta akan diuji kecakapannya sebagai hasil dari latihan mereka di tiap sekolah. “Setelah diuji, nanti akan kita nilai dan diberikan hadiah bagi yang kecakapannya bagus,” kata Iman.
Baca Juga:TKL Ecopark Suguhkan Gelar Seni Budaya Akhir TahunInfaq Yakaumi Kembali Dibuka, Sempat Dinyatakan Ilegal Oleh BPK
Iman menjelaskan, Jumbara adalah satu bentuk kegiatan pembinaan PMR yang juga merupakan ajang pertemuan anggota PMR untuk saling berbagi, meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta evaluasi dalam suasana gembira, bersahabat dan pastisipatif sesuai Siklus Manajemen PMR.
Kegiatan ini digelar setiap 2 tahun sekali. Tujuannya, untuk meningkatkan kemampuan PMR dalam mengaplikasikan tujuh prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga untuk meningkatkan peran PMR menjadi pendukung sebaya (peer support) dan pendidik sebaya (peer educator).
“Prinsipnya, untuk menyamakan persepsi antara Pembina PMR, Fasilitator PMR, Pelatih PMR, dan anggota PMR dalam Pembinaan PMR dengan pendekatan pendidikan karakter,” imbuhnya.
Sementara, Sekda Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono yang hadir mewakili Bupati Tegal berharap agar kegiatan ini mampu menggali dan meningkatkan kemampuan peran PMR, menumbuhkan jiwa-jiwa penolong, membantu sesama tanpa melihat perbedaan dan mengembangkan prinsip solidaritas yang kesemuanya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anggota PMR.
“Melalui Jumbara ini, saya titip pesan kepada para kepala sekolah dan pembina PMR dapat mengevaluasi pola pendidikan anggota PMR di sekolahnya masing-masing agar terbangun kesamaan persepsi, kesamaan langkah pembinaan dan upaya pengembangan jati diri siswa agar menjadi insan yang berkepribadian dan berperikemanusiaan,” ucapnya. (yer)