PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Pemerintah Kota Pekalongan menargetkan angka prevalensi stunting tiap tahunnya bisa diturunkan signifikan. Targetnya, di tahun 2024, angka prevalensi stunting Kota Pekalongan di angka 12,24%.
Target tersebut melebihi target penurunan angka prevalensi Nasional, yang mana pada tahun 2024 di angka 14%.
Demikian disampaikan Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan, Yos Rosyidi, di sela-sela acara Sosialisasi dan Pembekalan Penyuluh Agama dalam Penurunan Stunting di Provinsi Jawa Tengah yang digelar BKKBN bekerja sama dengan Kemenag di HA Djunaid Convention Center, Kota Pekalongan, Rabu (28/12/2022).
Baca Juga:[ARTIKEL] Kecemasan Matematika: Bagaimana Peran Keluarga dalam Mengatasinya?8 Standar Kehalalan Produk Kosmetika dan Penggunaannya menurut MUI, Yuk Disimak!
“Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI, angka prevalensi stunting di Kota Pekalongan tahun 2021 sebesar 20,6 persen. Di tahun 2022 ini targetnya bisa turun kembali menjadi 17,19 persen,” kata Yos.
“Mudah-mudahan kalau hasil SSGI dari Kemenkes bisa terpenuhi, di tahun 2023 mendatang diharapkan bisa menjadi 14,88 persen dan tahun 2024 bisa berada di angka 12,24 persen,” sambungnya.
Yos memaparkan, percepatan penurunan angka stunting menjadi salah satu hal yang diprioritaskan oleh Pemkot Pekalongan. Berbagai upaya, berbagai program, dijalankan demi menekan angka prevalensi stunting, mulai dari perencanaan, pencegahan dan juga pengobatan kepada balita.
Percepatan penurunan stunting terbagi dalam dua intervensi yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting seperti asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan. Sedangkan, intervensi sensitif mencakup peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi, peningkatan akses kualitas pelayanan gizi, dan kesehatan.
Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan, diantaranya pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari tingkat kota hingga kecamatan dan kelurahan.
Selain itu, Dinsos-P2KB juga telah bekerjasama dengan TP-PKK, penyuluh Keluarga Berencana (KB), Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekalongan, membentuk Kampung Keluarga Berencana (KB), Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), hingga penggalangan dana Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang selama ini sudah berjalan baik. BAAS ini juga menggandeng TNI-Polri.