Dari narasi di atas setidaknya semakin meneguhkan kembali bahwa amat sulit sebenarnya memisahkan Lasem dengan kultur pesantren dan santri yang ditorehkan para masyayikh Lasem sejak lama termasuk Mbah Aziz. Kecintaan Mbah Aziz terhadap ilmu dan ngaji masih dapat ditelisik dan disaksikan hingga kini melalui peninggalan fisik maupun spirit keilmuan. Tak hanya di lingkungan Lasem, puluhan pesantren asuhan dzurriyah Mbah Aziz di seantero Jawa hingga Madura (sementara yang terdata baru 62 pesantren, baik di Lasem maupun di luar Lasem) menjadi tempat berkhidmah, menebarkan ilmu dan melestarikan tradisi ngaji dimanapun bumi dipijak.
Sebagai penutup, mengutip satu penggalan syair indah sebagai 𝙥𝙚𝙥𝙞𝙡𝙞𝙣𝙜:
خير الناس ذو شرف قديم # اقام لنفسه شرفا جديدا
“𝙎𝙚𝙗𝙖𝙞𝙠-𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙠𝙞 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙡𝙞𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙡𝙚𝙡𝙪𝙝𝙪𝙧𝙣𝙮𝙖, (𝙨𝙚𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙞𝙩𝙪) 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙞𝙥𝙩𝙖𝙠𝙖𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙡𝙞𝙖𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙧𝙪 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞”.
رب فانفعنا ببركتهم، واهدنا الحسنى بحرمتهم، وامتنا فى طريقتهم.لهم الفاتحة
*) Ditulis oleh K.H. Ahmad Zaki Mubarok