RADARPEKALONGAN.ID – Suasana hari pertama masuk sekolah usai libur semester I di SD Negeri 1 Kebonadem, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Senin (2/1/2023) kemarin terasa berbeda. Alih-alih belajar, para guru dan siswa harus berjibaku membersihkan sekolah mereka dari lumpur dan sampah sisa banjir.
Kabupaten Kendal meman baru saja dilanda banjir besar pada Sabtu (31/12/2022) dan Minggu (1/1/2023) kemarin akibat meluapnya sejumlah sungai, menyusul tingginya intensitas curah hujan sejak Jumat (30/12/2022). Total ada 9 kecamatan yang terdampak banjir, ribuan rumah terendam, tak terkecuali sejumlah bangunan sekolah.
Pemandangan itu juga berlangsung di SDN 1 Kebonadem 1, banjir membuat lingkungan sekolah terendam air dan lumpur. Banjir juga membuat sejumlah barang di ruang guru dan ruang kelas jadi korban. Dengan kondisi tersebut, proses belajar mengajar terpaksa diliburkan, siswa kelas 1-3 melaksanakan pembelajaran secara daring.
Baca Juga:Waduh, Ada Warung-warung di Batang Hingga Pekalongan Dicurigai Edarkan Obat TerlarangPerampokan Juragan Pelet di Batang, Pelaku Sudah Rencanakan Saat di Lapas Semarang
Nah, khusus siswa kelas4, 5, dan 6, mereka bersama para guru dan karyawan sekolah memilih membersihkan lingkungan sekolah. Mereka bahu membahu membersihkan sisa sampah dan endapan lumpur pasca banjir. Dengan antusias para siswa ramai-ramai membersihkan halaman sekolah.
Sebelumnya mereka kesulitan membersihkan sisa lumpur karena aliran air dari Perumda Air Minum Tirto Panguripan tidak lancar, sehingga tak bisa untuk menyiram lumpur di dalam kelas maupun halaman seolah. Tak mau menyerah, siswa akhirnya memilih mengambil air dari saluran irigasi yang cukup melimpah, membawanya dengan ember.
Dikonfirmasi di sela kerja bakti, Kepala SDN 1 Kebonadem, Ani Purwanti menuturkan, banjir pada Sabtu dan Minggu lalu merendam sekolah dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Akibatnya banyak buku di ruang kelas maupun ruang guru ikut terendam.
“Perpustakaan dan ruang kantor terendam. Kami sudah berupaya menyelamatkan barang dengan meletakkannya di tempat yang tinggi, air banjir ternyata lebih tinggi, sehingga semua terendam dan rusak,” ungkapnya.
Dijelaskan Ani, sekolah terpaksa melaksanakan pembelajaran daring bagi kelas 1-3, karena kondisi sekolah belum bisa dimanfaatkan untuk belajar. “Tapi untuk kelas 4 sampai 6 ini diberangkatkan untuk bantu-bantu membersihkan sekolah. Mereka terutama membantu mengambil air dari saluran irigasi depan sekolah,” terangnya.