RADARPEKALONGAN – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Kendal akhir pekan kemarin ternyata juga berdampak pada banyak sekolah. Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat mencatat, setidaknya ada 43 Sekolah Dasar (SD) dan 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdampak banjir bandang akibat limpasan air sungai tersebut.
Selain merusak buku dan peralatan sekolah, banjir juga berdampak pada terganggunya kegiatan belajar mengajar (KBM). Bagi sekolahan dengan dampak yang parah, Disdikbud karenanya memberlakukan KBM di awal semester genap tahun ajaran 2022/2023 ini dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran dari rumah, baik pembelajaran dalam jaringan (daring) atau penugasan bermakna bagi siswa.
“Dilihat dari ketinggian genangan, lebih dari 50 sentimeter, sekolah terparah terdampak banjir, untuk SD ada 5 dan SMP ada 2. Yang SMP, yakni SMPN 1 Brangsong dan SMP 2 Weleri. Kemudian SD nya, SDN 2 Brangsong, SDN 1 Krajankulon, SDN 2 Gempolsewu, SDN 2 Kenonadem, dan SDN 1 Sumberejo,” kata Kepala Disdikbud Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi kepada Radar Pekalongan, Selasa (3/1/2023).
Baca Juga:UMK 2023 Berlaku Bulan Ini, Perusahaan Wajib Terapkan Struktur dan Skala Upah[CERPEN] SIRAT
Wahyu mengungkapkan, bahwa terkait kegiatan belajar mengajar, Disdikbud sebelum hari pertama masuk sekolah sudah menerbitkan surat edaran (SE) ke sekolah-sekolah. SE per 1 Januari 2023 itu antara lain menyebutkan, bahwa bagi satuan pendidikan yang kondisi satuan pendidikan, sebagian dan/atau seluruh kondisi siswa, aksesbilitas, atau beresiko terdampak cuaca ekstrem dapat menyesuaikan hari pertama masuk sekolah metode pembelajaran tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak jauh/pembelajaran dari rumah sampai kondisi satuan pendidikan, warga satuan pendidikan, atau aksesbilitas memungkinkan.
“Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dari rumah tersebut dapat dilakukan dengan pembelajaran dalam jaringan (daring) atau penugasan bermakna bagi siswa,” ungkap ya.
Wahyu menyatakan, bagi satuan pendidikan yang terdampak cuaca ekstrem dapat melibatkan warga satuan pendidikan dengan prinsip gotong royong dalam pembersihan atau penyiapan satuan pendidikan terdampak, sesuai dengan kondisi masing- masing. Ia juga meminta supaya satuan pendidikan meningkatkan kewaspadaan, mitigasi, pengamanan, dan langkah-langkah yang diperlukan serta melaporkan di kesempatan pertama.
“Saya juga minta Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan, Pengawas, dan Penilik untuk melaksanakan pendampingan optimal dan melaporkan tindaklanjutnya,” tandasnya.