Antara Banjir dan Mantan, Saatnya Melepaskan Apa yang Pantas Kau Lepaskan

Antara Banjir dan Mantan, Saatnya Melepaskan Apa yang Pantas Kau Lepaskan
Ilustrasi melepaskan mantan. Foto diambil dari: https://magdalene.co/storage/media/Screenshot_20221216-102120_Instagram.jpg
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Episode banjir yang melelahkan itu, ternyata bisa jga relate dengan soalan mantan. Dulu Emak sering berpesan, kalau kamu mendapatkan rezeki lebih, maka lepaskan sebagian dari rezeki lamamu. Pesan ini begitu sering diulang Emak, sejak saya kecil. Anehnya, setelah menikah, pesan serupa pun sering disampaikan Ibu mertua untukku. Kata Beliau, kalau kamu beli baju baru, maka salah satu baju lamamu harus dilepaskan, diberikan ke orang lain yang membutuhkan. “Mungkinkah aku punya kecenderungan tabiat pelit, kikir, bakhil, medit dan segerombolannya?”

Ya ambil saja sisi positifnya. Bahwa as human being, barangkali kita menyimpan potensi untuk nggondeli rezeki kita: entah uang, pakaian, perkakas, benda kesayangan, mainan, dan lainnya. Meski sejak remaja telah belajar mempraktikkan petuah ini, tetapi saya sendiri merasa baru memahami maknanya, mendapatkan feel -nya setelah dewasa.

Melepaskan MantanKembali pada pesan para orang tua, bahwa salah satu ujian orang yang memutuskan untuk melangsungkan pernikahan, sebetulnya bukan saat memutuskan memilih si dia untuk kau jadikan calon pendamping hidupmu. Kamu justru akan digoda dengan pikiran liar beberapa hari menjelang pernikahan. Saat itulah kegalauan ringan hingga tingkat dewa mengganggu kemantapan pilihanmu.

Baca Juga:Belajar Asyik Tata Surya dan Karakteristiknya dengan Model Kooperatif Make A MatchCerdik! Cara Abu Abu Nawas Selesaikan Sengketa Pembagian Kambing

Di fase itu mungkin kita dibuat bimbang dan gamang atas pilihan yang sudah diputuskan. Wujudnya bermacam-macam, dari deretan wajah mantan yang mendadak sering riwa riwi di kepala kita, postingan sosok-sosok spesial yang mendadak bermunculan saat kita asyik scrolling beranda instagram, atau bisa juga “malaikat-malaikat” baru yang mencuri perhatianmu. Ya itulah penguji pilihan, penggoda iman.

“Agh, lebay lu. Nggak gitu juga keles!” Ya seterah eh terserah sih. Tapi tidak satu dua kali saya menjumpai teman yang sampai jungkir balik berjibaku membebaskan diri dari pesona mantan di detik-detik menjelang pernikahan. Ada yang sukses, ada juga yang gegal.

Nah, itu sih ilmunya para sesepuh, local wisdom -nya para orang tua kita. Tetapi ada godaan yang tak kalah ngeri-ngeri sedap bagi pasangan yang menikah, yakni tahun-tahun awal pernikahan. Kalau sebelum nikah pilihan kita mungkin digoda untuk mengukur kemantapan, setelah menikah pasangan juga rentan untuk menghadirkan kenangan masa lalunya. Ya lagi-lagi dengan mantan-mantannya. Hal ini terjadi saat kita secara tak sadar kerap membanding-bandingkan perlakuan pasangan dengan bagaimana dulu mantan memperlakukanmu. “Perasaan, Gua nggak pernah kayak gitu ah!”.

0 Komentar