Dampak Ghosting – Pernah dengar istilah ghosting? Punya pengalaman di-ghosting? Atau justru kamu yang nge-ghosting?
Ghosting, istilah ini belakangan sering muncul kepermukaan media sosial maupun keseharian kita. Kata ghosting sendiri memiliki arti “menghilang”, yang mana istilah ini merujuk ada seseorang yang menghilang di tengah-tengah suatu hubungan, biasanya asmara.
Ghosting juga bisa digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi seseorang yang ditinggal atau diputus komunikasi secara sepihak.
Baca Juga:Sadari Ini! Emotional Numbness Buatmu Merasa Hampa dan Mati RasaTetapkan Personal Boundaries, Capai Level Kenyamananmu
Berurusan dengan pelaku ghosting sendiri sangat merepotkan dan menguras emosi. Pasalnya, mereka yang melakukan ghosting akan sangat sulit untuk dihubungi. Mereka seakan-akan hilang terhempas ke galaksi sebelah.
Pemutusan komunikasi secara sepihak ini tentu akan menghasilkan dampak buruk bagi sang korban. Yang paling terdampak akibat perilaku ghosting ini adalah kesehatan mental atau psikologi korban. Pasalnya emosi negatif yang dihasilkan dari perasaan ditinggalkan, dilupakan, putus hubungan, serta penolakan bisa membuat seseorang menjadi trauma.
Kenapa Seseorang Melakukan Ghosting?
Ada banyak alasan kenapa seseorang melakukan hal itu. Tapi, banyaknya orang hanya ingin terhindar dari komitmen atau hubungan serius dan situasi yang membuat mereka tidak nyaman.
Hal ini juga disebabkan oleh kurangnya perhatian. Ghosting juga dijadikan sebagai cara terbaik untuk menghindari pembicaraan yang menurut mereka berbelit-belit. Dalam kata lain, pelaku ghosting kebanyakam memiiki kekurangan dalam kemampuan berkomunikasi.
Secara garis besar, seseorang melakukan ghosting karena ini dianggap sebagai jalan pintas untk menarik diri dari masalah tanpa perlu repot-repot berdiskusi.
Dampak Ghosting pada Kesehatan Mental Korban
Dampak Ghosting pada Kesehatan Mental sang Korban (Ilustrasi foto oleh Dave Webb dari Unsplash)
Ghosting ini sering terjadi saat masa saling mengenal atau PDKT. Tapi, tak jarang juga pelaku ghosting melakukan aksinya di tengah-tengah suatu hubungan yang sudah berjalan serius. Alasannya bisa bermacam-macam, seperti yang sudah dibahas di atas. Dan sayangnya, tindakan pengecut ini terkesan seperti tindakan normal di budaya perkencanan masyarakat Indonesia.
Baca Juga:Simak 8 Kesalahpahaman Terhadap Gangguan Mental Yang Perlu Dibenahi Masyarakat4 Tipe Sleep Chronotype, Kenali Waktu Tidur dan Jam Produktif Terbaikmu
Namun tentu saja, semua solusi dari permasalahan tersebut bukanlah ghosting, karena hal ini dapat berdampak negatif pada kondisi kesehatan mental seseorang. Emosi negatif yang dihasilkan dari perasaan “terbuang” oleh sang pasangan bisa menyebabkan orang itu merasa kehilangan. Ujungnya, emosi seperti depresi, marah, sedih, dan bingung akan dialami sang korban.