RADARPEKALONGAN.ID – Suka bercanda? Bercanda sih boleh-boleh saja. Dengan bercanda, kita bisa membuat suasana yang kaku lebih cair. Bercanda juga bisa menambah keakraban hubungan antara kita dengan orang lain.
Hanya saja, jangan kebablasan ketika bercanda. Jangan sampai candaan kita melukai perasaan orang lain. Jangan sampai candaan tersebut, yang tadinya dimakudkan agar lebih akrab, justru menimbulkan permusuhan.
Maka dari itu, bercanda ada batas-batasnya. Kita pun perlu memahami adab-adab dalam bercanda.
Baca Juga:Satbrimob Polda Jateng Datangkan Mobil Water Treatment untuk Bantu Warga Terdampak Banjir di PekalonganUIN Gus Dur Kejar Target Raih Akreditasi Internasional
Islam mewajarkan hal tersebut, dalam suatu kesempatan Rasulullah ﷺ mengajak istri serta sahabatnya untuk saling bercanda dengan orang lain agar membantu mereka menjadi lebih bahagia.
Sahabat Nabi Muhammad ﷺ di lain kesempatan juga melakukan candaan agar suasana menjadi cair.
Dalam bercanda tentu Islam memiliki adab yang perlu diperhatikan, mengutip buku Adab Bercanda Dalam Islam yang ditulis pleh Hafidz Muftisany, sebagaimana dilansir MUI Digital, menyebutkan bahwa ada sembilan adab yang perlu diperhatikan, yakni :
1. Candaan yang dilakukan tidak mengandung nama Allah
Hal ini sebagaimana tuntunan yang ditegaskan Alquran surat At Taubah ayat 65-66 sebagai berikut:وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَلَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
”Katakanlah, Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
2. Tidak berbohong
Hal ini sebab Nabi Muhammad ﷺ pernah berkata yang diriwayatkan Abu Dawud.Rasulullah ﷺ bersabda:وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ“Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celaka baginya, celaka baginya.”
3. Tidak menyakiti dengan sengaja
Allah ﷻ berfirman dalam Alquran surah Al Hujarat ayat 11:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”