Pura-pura bahagia di depan banyak orang biasanya dijadikan sebagai coping mechanism seseorang untuk menutupi perasaan sedih yang tengah melanda. Hal ini sudah banyak terjadi, dan dunia piskologi menyebutnya dengan smiling depression.
Smiling depression, adalah salah satu gejala (yang tidak selalu muncul) pada pendetita deoresi. Gejalanya ditunjukkan dengan menyembunyikan perasaan depresi dan kesedihan dengan senyuman.
Pura-pura Bahagia dengan Smiling Depression
Dalam psikologi, depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang menyebabkan perasaaan sedih yang mendalam. Kesedihan mendalam ini bisa menyebabkan penderitanya kehilangan minat pada apa yang disukai, tidak memiliki tenaga atau semangat hanya untuk aktifitas sehari-hari. Hingga yang lebih kronis, depresi bisa menyebabkan seseorang berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Smilng depression, seperti sebutannya, adalah kondisi “depresi yang tersenyum.”
Baca Juga:7 Tanda Self Centered, Keegoisan yang Merusak RelasiLimitasi Diri: Mindset yang Buat Kamu “Gitu-Gitu Aja”
Pura-pura bahagia juga nampaknya menjadi topeng yang aman untuk menyembunyikan kesedihan. Padalnya, orang yang pura-pura bahagia kerapkali dipandang benar-benar bahagia.
Sedikit yang bisa menimbulkan kondisi smiling depression atau pura-pura bahagia pada saat kondisi tengah benar-benar hacur adalah ketakutan untuk membebani orang lain. Hal lainnya karena takut dikucilkan dan didiskriminasi. Hal ini membuat mereka secara sadar dan tidak sadar menampilakn potret bahagia di lapisan luar untuk menyembuyian kondisi asli mereka.
Pura-pura Bahagia dalam Pandangan Psikologi
Pura-pura bahagia belum bisa dikatakan sebagai diagnosis untuk gangguan mental. Tapi kondisi ini jelas bisa terjadi pada beberapa kasus seperti: gangguan deprsi berat, gangguan kepribadian ganda atau bipolar, masalah kesehatan, dan seasonal affective disorder atau SAD.
Dalam beberapa kasus, pura-pura bahagia dengan kondisi depresi berat, bisa meningkatkan risiko kematian akibat bunuh diri. Hal ini disebebkan oleh kebahagiaan artifisial yang tidak nyata, mengakibatkan individu merasakan kesedihan tak berujung dan merasa tidak berdaya dengan kondisinya.
Ditambah lagi, tidak seorang pun tahu mengenai kondisi aslinya, membuat orang-orang disekitar sulit, bahkan tidak bisa, melakukan pencegahan bunuh diri dari individu yang pura-purabahagia.
Kenapa orang-orang tidak bisa melakukan pencegahan bunuh diri tersebut? Sekali lagi, karena orang dengan smiling depressioni berpura-pura bahagia terlihat sangat normal dari luar. Coping mechanism mereka melakukan itu dengan tampil aktif, ceria bahkan optimis. Berbanding terbalik dengan yang ditampilkan oleh penderita depresi yang sesungguhya.