Banjir yang terjadi di Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, menyisakan cerita warga menjelang Sungai Kemiri meluap. Bunyi-bunyian sebagai kode disampaikan kepada warga untuk mengantisipasi banjir tersebut. Seperti apa?
Kamis, 5 Januari 2023, dua kelurahan di Kota Tegal dilanda banjir. Salah satunya, Kelurahan Sumurpanggang, Kecamatan Margadana, Kota Tegal. Banjir tersebut disebabkan karena cuaca ekstrem yang disertai intensitas hujan yang terjadi baik di Kota Tegal maupun Kabupaten Tegal. Dengan demikian, Sungai Kemiri yang debitnya meningkat meluap ke pemukiman warga.
Wibowo, 50, bersama pemuda di Jalan Banyuwangi, Kelurahan Sumurpanggang, waswas saat debit air Sungai Kemiri terlihat mulai menunjukkan peningkatan. Mereka bersiap siaga karena Sungai Kemiri merupakan Daerah Aliran Sungai yang mempunyai riwayat meluap ke pemukiman sekitar. Terutama, jika menerima air kiriman dari daerah hulu.
Baca Juga:Warga Grebek Toko Penjual Obat TerlarangCek Banjir, Ganjar Siap Bantu Rehab Rumah dan Alat Sekolah
”Kami stand by menjaga air, tidak tidur,” kata Wibowo saat menceritakan suasana Kamis malam menjelang air Sungai Kemiri meluap ke pemukiman kepada Radar Tegal, Senin (9/1).
Dia menceritakan, debit air di Sungai Kemiri mulai menunjukkan peningkatan sejak Rabu (4/1) pukul 20.00 dan meluap ke wilayahnya pukul 03.00, Kamis (5/1), ketika warga sedang terlelap. Saat debit air di angka 115, Wibowo dan pemuda setempat mengambil insiatif untuk memberi peringatan kepada warga. Mereka membunyikan tiang listrik.
”Di Sungai Kemiri ada meterannya. Ketika menyentuh angka 115, leneng (tiang listrik) ditabuh agar warga waspada,” ucap Wibowo, sembari menunjukkan lokasi tiang listrik yang dimaksud. Tiang listrik tersebut terletak tidak jauh dari lokasi rumah Wibowo yang beralamat di RT 7 RW 5, atau beberapa meter dari Jembatan Sungai Kemiri.
Pembunyian tiang listrik ini dipahami oleh warga yang mendengar sebagai peringatan kewaspadaan akan meningkatnya debit air Sungai Kemiri yang berpotensi meluap dan menyebabkan banjir. Tidak hanya membunyikan tiang listrik, Wibowo dan pemuda setempat juga berupaya membangunkan warga dengan mengetuk pintu dari rumah ke rumah warga.
Tidak selalu mulus, ada saja warga yang salah paham. Ada warga yang marah saat pintunya diketuk. Namun ketika dijelaskan debit air Sungai Kemiri meningkat dan berpotensi meluap serta menyebabkan banjir, warga tersebut menyadari dan berterima kasih. “Air mau naik Pak. Jika tidak dibangukan, kendaraan Anda bisa tenggelam,” tutur Wibowo menirukan saat membangunkan warga.