RADARPEKALONGAN.ID – Pernahkah kamu coba mengingat dan menghitung, berapa kali mengucapkan terima kasih atau berterima kasih untuk diri sendiri? Ya, pertanyaan ini penting, mengingat seringkali kita mendahulukan orang lain dalam daftar ucapan terima kasih, tetapi alpa sekadar berterima kasih untuk diri sendiri.
Begitulah mungkin kecenderungan manusia, Anda dan saya: kita! Mudah berterima kasih untuk orang lain, apalagi orang lain itu dianggap spesial, penting, dan sekawannya. Lalu pada jarum jam yang sama, kita alpa untuk sekadar mengapresiasi betapa kuat dan hebatnya diri kita sendiri. Ya, kita lupa berterima kasih pada diri sendiri.
Saat kamu keluar dari ruang sidang skripsi dengan perasaan bahagia yang meledak-ledak karena dinyatakan lulus, siapa sosok pertama yang kamu cari untuk menerima ucapan terima kasih? Pacar, bestie, dosen pembimbing, atau malah Dekan dan Rektor? Sebagian besar mungkin pacar, lalu bestie dan soulmate -mu yang selama ini dianggap telah menjadi tim pemandu sorak atau cheerleader yang menyemangatimu. Kamu akan memeluk mereka dengan hangat dan tulus, lalu terbata-bata mengucapkan terima kasih, melting vibe lah.
Baca Juga:Soroti Kasus Pencabulan, Ketua DPRD Batang: Cukup, Ini yang Terakhir!Tolong, Pastikan 21 Korban Pencabulan Dipulihkan dari Trauma
Lupa Berterima Kasih untuk Diri Sendiri
Di lain momen, kamu sampai harus mempersiapkan diri dengan baik, well prepared, hanya untuk menyampaikan rasa terima kasih pada sosok yang dianggap penting, atau mungkin relate dengan kepentingan dan masa depanmu: entah itu jenjang karir, cita-cita, atau rumah tangga. Saking pentingnya, sampai tata bahasa kamu siapkan dengan hati-hati, googling sana sini untuk mencari inspirasi kata-kata yang aduhai. Pokoknya ucapan terima kasih itu harus tersampaikan secara perfecto, terlihat tulus dan mengesankan. Yaelah, segitunya amat, Cuk. Begitu nyinyiran temanmu, tapi kamu bergeming.
Atau saat kekasihmu, bestie -mu berulang tahun, kamu rela begadang, meski dilarang Bang Haji, hehe. Kamu siapkan pesan WhatsApp yang spesial untuk kau kirimkan ke dia, tepat pukul 00.00. Sebisa mungkin romantic vibe -nya dapet lah. Dan banyak cerita-cerita lainnya yang menggambarkan kesungguh-sungguhan kita, totalitas kita, sekadar untuk mengucapkan terima kasih, selamat, dan sekawannya. Pertanyaannya, sudahkan kesungguhan yang sama, totalitas yang sama, kamu sediakan untuk berucap terima kasih pada sosok yang jauh lebih dekat dari bestie, dari kekasih, bahkan lebih dekat dari anak dan istrimu. Ya, berterima kasih untuk diri sendiri. Sudah belum nih?