KAJEN,Radarpekalongan.id – Kasus ibu melahirkan meninggal dunia masih menjadi perhatian serius Pemkab Pekalongan. Kasusnya masih cukup tinggi. Selama tahun 2022, angka kematian ibu melahirkan (AKI) sebanyak 23 orang. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) sebanyak 105 bayi.
Untuk itu, Pemkab Pekalongan terus berupaya menurunkan AKI dan AKB. Beberapa upaya dilakukan Dinas Kesehatan, mulai dari pelayanan persalinan di faskes, pengadaan USG di 27 Puskesmas, pelatihan dokter di 27 Puskesmas, dan pemenuhan alat kegawatdaruratan maternal neonatal secara bertahap.
“Audiensi dengan TP PKK dan konsolidasi dengan organisasi profesi terus kita lakukan demi mencapai penurunan AKI dan AKB, karena Dinas Kesehatan tidak bisa berdiri sendiri dalam mengatasi AKI dan AKB,” tutur Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, dr Ida Sulistiyani, pada kegiatan pemaparan hasil audit maternal perinatal (AMP) di Aula Markas PMI Kabupaten Pekalongan, Rabu (11/1/2023).
Baca Juga:Icon Replika Alquran Berdiri Megah di Kota Santri, Minuman Keras Tetap Merajalela, Ini Yang Dilakukan Polres PekalonganBawaslu Kabupaten Pekalongan Buka Pendaftaran Panwaslu Tingkat Desa, Cek Waktu dan Syaratnya Di Sini
Pada tahun 2023 ini, Dinkes Kabupaten Pekalongan juga akan terus berupaya menurunkan AKI, AKB dan prevalensi stunting melalui berbagai kegiatan. Pasalnya, AKI dan AKB di Kabupaten Pekalongan masih terjadi di tahun 2022. AKI sebanyak 23 meninggal dan AKB sebanyak 105 meninggal. Pada tahun 2021, kematian ibu hamil ada 27 kasus, dan kematian bayi ada 109 kasus.
“Ada penurunan tapi tidak signifikan. Masih tetap tinggi,” katanya.
“Kita prihatin karena angka kematian ibu itu naik dengan sangat luar biasa. Tahun 2022, kita posisi 5 besar se-Jawa Tengah. Tahun 2021 ada 27 kasus, tahun 2022 ada 23 kasus. Pada tahun 2021, angka kematian ibu tinggi karena ada Covid 19. Saat itu rumah sakit penuh, sempat ada kekurangan oksigen juga. Kok di tahun 2022 kita masih tinggi. Inilah yang perlu kita renungi, kita telaah, kita kaji secara bersama-sama apakah akar permasalahannya,” ujar dokter Ida.
Dalam kegiatan tersebut juga ada pemaparan oleh tim pengkaji AMP. Diantaranya, dokter Arif D Sp.OG, dokter M Rizal Sp. A, dokter Budi Cahyono Pu, dan dokter Tri Hatmoko SAP.
Sebelumnya diberitakan, pada tahun 2022, dari 17.190 ibu hamil (bumil) di Kabupaten Pekalongan, sebanyak 3.430 di antaranya masuk kategori bumil risiko tinggi (risti). Yakni, kehamilan yang memungkinkan dapat menyebabkan bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan, ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan normal.