Self efficacy penting karena berperan dalam menentukan pandangan individu terhadap dirinya, apakah mereka dapat mencapai tujuan hidup atau tidak. Bandura juga mengungkapkan, konsep ini terdiri dari sikap, kemampuan, dan keterampilan kognitif seseorang.
Tingkat self efficacy memainkan peran utama dalam bagaimana orang memandang dan menanggapi situasi yang berbeda.
Faktor yang Pengaruhi Self Efficacy
Beberapa hal pengaruhi self efficacy. (Sumber: freepik.com)
Self efficacy terbentuk bahkan sejak masa kanak-kanak dengan menghadapi berbagai situasi seperti belajar menaiki sepeda, menyelesaikan tugas sekolah, dan lainnya. Namun, pertumbuhan self efficacy tidak pernah berakhir karena orang memperoleh keterampilan, pengalaman, dan pemahaman baru selama hidup.
Bandura mengidentifikasi empat sumber utama yang dapat mengembangkan self efficacy.
Mastery Experiences (Kaya Akan Pengalaman)
Baca Juga:Stop Social Loafing, Budaya Numpang Nama dalam Kelompok4 Tipe Attachment Style, Pengaruhi Kualitas Hubunganmu dengan Orang Lain
Benar adanya bahwa pengalaman memberikan pengajaran kepada manusia, termasuk untuk mengembangkan self efficacy mereka. Biasanya, pengalaman meraih kesuksesan atau keberhasilan dalam mengerjakan sesuatu dapat meningkatkan self efficacy dalam menerjakan sesuatu.
Namun sebaliknya, pengalaman tentang kegagalan juga dapat menurunkan self efficacy. Terutama jika muncul rasa kecewa akibat hal tersebut. Sehingga, di tingkat self efficacy yang dimiliki individu saat ini merupakan bentukan dari pengalaman yang telah dilalui.
Social Modeling (Belajar dari Orang Lain)
Apa yang dilalui oleh orang lain juga dapat dijadikan sebagai bahan belajar. Hal itu dikarenakan orang memperhatikan keberhasilan orang lain dan merasa berkaitan terhadap proses yang dilalui.
Akan tetapi, hal ini juga dapat menurunkan self efficacfy ketika melihat mereka gagal. Karena besar kemungkinan orang akan merefleksikan kegagalan tersebut pada dirinya.
Social Persuasion (Dorongan Sosial)
Dukungan dari orang lain dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kepercayaannya terhadap kemampuan yang dimiliki. Mereka mungkin berasumsi jika orang lain saja percaya pada dirinya, mengapa dia tidak melakukan hal serupa?
Physical dan Emotional States (Kondisi Fisik dan Mental)
Kondisi fisik dan mental yang dimiliki sebelum melakukan sesuatu juga turut memengaruhi self efficacy seseorang. Keyakinan diri ketika kondisi tubuh prima saat hendak mengerjakan ujian bisa jadi berbeda ketika kondisi tubuh kurang baik.