“Istilahnya tukar guling lahan ya dengan lahan punya milik pemerintah daerah yang belum digunakan. Kemudian konsep yang dilakukan oleh Pusdataru, sudah disetujui oleh masyarakat. Tanggul penutupan sungai meduri bremi, pembangunan Parapet, sampai dengan sabar menanti, dan normalisasi sungai,” katanya.
Termasuk lanjut dia, dengan pembangunan jalan yang sampai ujung ini kalau bisa dilakukan sesuai dengan desain dan mudah-mudahan di tahun ini bisa terlaksana, atau disetujui oleh Menteri.
“Insyaallah banjir ditahun selanjutnya sudah sangat-sangat berkurang sekali. Karena ini bisa mengatasi beberapa desa, bahjan sampai ke Kota Pekalongan. Sehingga ini perlu kerja keras, untuk bisa melaporkan ke pemerintah pusat. Tugas Pemda menyiapkan lahan, tugas provinsi untuk desainnya. Kita sangat optimis dan berharap supaya bisa terealisasi, ” jelasnya.
Baca Juga:Persiapkan 2024, DPC PPP Kabupaten Pekalongan Launching Pendaftaran BacalegBuang Persepsi Matematika Susah Menjadi Mudah
Sehingga kata Sumar akar permasalahannya yang disini bisa terealisasi, jadi banjir rob bisa terkurangi sangat drastis. Ini untuk tahun 2023.
“Jadi, kalau pemerintah pusatnya tergantung, jika bisa dimulti years maksimal tahun 2024 masa pemerintahan presiden harus selesai. Harapannya satu tahun bisa selesai, ini semua harus fokus, ” imbuhnya.
Kabid PSDA DPU Taru Kabupaten Pekalongan, Budi Antoyo mengaku sudah melakukan inventarisir untuk akses dan lahan yang akan dibangun. Lahan untuk alat berat seluas 5 hektar dari Pemdes Jeruksari sudah siap, kemudian lahan untuk akses jalan menuju pembangunan tanggul sungai.
“Untuk penanganan banjir kami bersama Pemdes sudah melakukan inventarisir lahan, semoga ini semua bisa terealisasi dengan baik sehingga penanganan banjir dan rob bisa maksimal, “ujarnya.(yon)