Oleh : Dahlan Iskan
“JANGAN besar karena jabatan. Besarkanlah jabatan”.
Ketika kalimat itu diucapkan Pangdam V/Brawijaya yang baru, Mayjen TNI Farid Makruf MA, saya langsung membuka kotak kue di depan saya. Saya robek karton bagian sampingnya. Saya pinjam pulpen Johannes Dipa SH. Saya tulis kalimat itu di karton sobekan. Saya pun berkata dalam hati: “Kalimat ini akan saya jadikan lead di tulisan saya”.
Lead adalah kalimat pembuka dalam sebuah tulisan. Mencari kalimat pembuka, adalah salah satu bagian yang tersulit dalam menulis.
Banyak orang memulai tulisan dengan kalimat asal-asalan. Padahal kalimat pembuka itu harus istimewa. Dulu ada doktrin jurnalistik dalam menulis: lead harus diambil dari bagian yang terpenting dalam seluruh tulisan.
Baca Juga:Alhamdulillah, Anak Yatim akan Terima Bansos Rp600 Ribu Bulan Ini, Petugas PT Pos Indonesia akan Mengantarkannya ke RumahTertutup Terbuka
Doktrin itu terkait dengan teknologi lama: di percetakan model lama kalimat disusun dengan huruf-huruf terbuat dari timah. Tidak bisa dipotong di tengah. Beda dengan zaman komputer sekarang ini. Anda bisa potong tulisan di bagian mana pun yang Anda mau.
Maka, dulu, bagian yang terpenting harus ditaruh di tempat paling awal di tulisan. Disebut lead.
Di zaman berikutnya muncul teori baru. Khusus untuk penulisan cerita. Feature. Lead-nya tidak lagi yang terpenting, tapi yang termenarik.
Penting belum tentu menarik. Menarik belum tentu penting. Dengan menempatkan bagian paling menarik di lead pembaca akan tergoda untuk terus mengikuti cerita.
Saya memilih jalan yang lebih sulit: lead harus gabungan dari unsur terpenting dan termenarik.
Untuk membuat lead yang ”hanya” mengutamakan ”penting”, hanya perlu berpikir 9 kali. Untuk membuat lead yang mengutamakan ”menarik” juga hanya perlu berpikir 9 kali.
Maka untuk menggabungkan yang terpenting dan termenarik hitung sendiri: harus berapa kali berpikir.
Baca Juga:Final Energen Champion SAC National Championship, Jokowi Ingin Cabor Lain Bisa TiruMiris, Dua Remaja Ini Culik dan Bunuh Bocah 11 Tahun untuk Dijual Organ Tubuhnya
Kadang tidak harus berpikir sama sekali. Seperti untuk membuat lead hari ini. Tinggal comot dari ucapan sumber berita. Sumber beritalah yang harus berpikir.
Benar. Kadang lead sudah ditemukan jauh sebelum memulai menulis. Lead tulisan hari ini, misalnya, sudah saya temukan ketika kalimat itu diucapkan Pangdam Farid Makruf. “Ini akan saya jadikan lead,” tekad saya saat mendengar kalimat itu.