Illusion of Progress: Buku Self-Improvement sebagai Wadah Perkembangan Diri Secara Ilusi

illusion of progress, kecanduan buku self-improvement
Radar Pekalongan - Illusion of Progress: Buku Self-Improvement sebagai Wadah Perkembangan Diri Secara Ilusi (Ilustrasi foro oleh Nathan Aguirre dari Unsplash)
0 Komentar

Mengenal pemuda masa kini, sudah banyak yang mulai membuka buku dan menjadikan budaya membaca sebagai budaya intelektual yang biasa digunakan untuk mengisi waktu. Dari genre yang dipilih, selain fiksi, buku self-improvement dan self-help menjadi jenis buku yang sering dijadikan sebagai bahan bacaan.

Jenis buku ini seirng kali ditulis untuk membantu pembacanya menemukan saran dan solusi untuk memecahkan masalah hidup. Penawaran yang kerap kali relate dengan kehidupan anak muda zaman sekarang. Dengan bukti buku self-improvement menjadi salah satu buku paling laris, paling dicari dan kerap kali sold out dari jenis-jenis buku lainnya.

Walau memang bagus sebagai bahan bacaan, tapi buku self-improvement ternyata juga bisa berdampak negatif pada pembacanya.

Baca Juga:5 Tipe Imposter Syndrome, Anggap Diri Sendiri Sebagai KegagalanStop Menolak, Kamu Berhak Menerima Pujian

Pengertian Illusion of Progress akibat Buku Self-Improvement

Illusion of progress adalah adalah istilah ketika kita merasa bahwa kita telah berkembang, berproses dan merasa sudah banyak meakukan sesuatu, tapi nyatanya semua itu adalah ilusi.

Saat membaca, otak akan melepas zat kimia alami dan membuat otak kita dalam mode dopamine rush yang membuat kita mereasa bahagia dan lebih baik. Hormon yang bertanggung jawab atas rasa bahagia dan senang ini juga yang membuat kecanduan membaca buku self-improvement.

Padahal, buku hanya menyedikan informasi. Berdampak baik atau buruk tergantung pada orang yang menerima informasi tersebut.

Dampak Kecanduan Buku Self-Improvement

Terobsesi untuk Menjadi Lebih Baik

Misalnya saja, ada seorang pemalas, dan dengan tiba-tiba dia ingin merubah hidupnya yang tidak bisa maju itu dengan membaca buku-buku self-improvement dan self-help. Pada awalnya, dia mulai menjalani kehidupan yang teratur, disiplin, dan sehat sesuai dengan apa yang tertulis di buku. Tapi hal itu tidak berlangsung lama.

Dia tidak merasakan perubahan yang signifikan dalam kehidupannya dan mulai berpikir bahwa self-improvement adalah sebuah omong kosong. Di sini, mulai terlihat dampak buruk dari pola pikir yang dia ambil dari buku self-improvement yang dibacanya. Ada perasaan obsesi disana.

Orang ini sangat terobsesi untk berubah dalam sekejap hanya dari membaca buku yang memberikan informasi tentang bagaimana caranya merubah hidup. Padahal, masalah kehidupan sepeti karir, sosial, kisah romansa dan sebagainya tidak bisa diselesaikan hanya dengan duduk dan membaca buku. Harus ada aksi yang nyata dan konsisten.

0 Komentar