Ia pun berbagi kisahnya menangani ODGJ, yang disebutnya butuh trik khusus yang persuasif. Pendekatannya harus humanis, dan mengikuti irama ODGJ tanpa terpaku pola tertentu.
“Kalau lari ya sudah kita tunggu kesempatan lagi. Kalau yang galak ya biasanya kita peluk, kita ajak salaman dan sebagainya. Rata-rata setelahnya mereka juga mau,” timpalnya.
Adi mengungkapkan, hingga saat ini ada sekitar 600 ODGJ yang ditanganinya. Termasuk di Kabupaten Kendal. Untuk di Kabupaten Kendal dari delapan ODGJ yang ditemukannya dan yang bisa dapat dipertemukan dengan keluarganya hanya satu orang. Ia berharap, pemerintah dapat memberikan kebijakan kepada ODGJ agar bisa menjalani perawatan di rumah sakit jiwa meskipun tidak mempunyai kartu identitas apapun.
Baca Juga:Respon Potensi Inflasi, Bupati Dico Cek Harga Bahan Pokok di PasarBaru Dilantik, 4 Pimpinan OPD di Kendal Diminta Kulakan Masalah
“Yang susah saat bawa ODGJ ke rumah sakit jiwa, yang ditanya identitas diri, ada BPJS nya tidak. Kasihan mereka hidup dijalanan. Semoga nanti ada solusinya,” harapnya. (lid/sef)