RADARPEKALONGAN.ID – Klenteng Tri Dharma di Dukuh Kedonsari, Rt 03 Rw 08, Desa Penyangkringan, Kecamatan Weleri, adalah satu-satunya klenteng yang ada di Kabupaten Kendal. Potret kerukunan umat beragama tercermin dari kehidupan masyarakat sekitar, mengigat Klenteng yang telah ada sejak zaman Belanda ini lokasinya berhadapan-hadapan dengan mushala, hanya berjarak puluhan meter.
Setiap menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, warga sekitar yang mayoritas Muslim juga akan bergotong royong ikut membersihkan rumah ibadah umat Budha Tri Dharma ini. Seperti berlangsung pada Minggu (15/1/2023) kemarin, puluhan warga juga bahu membahu membersihkan Klenteng Tri Dharma guna menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2574/2023, yang akan jatuh pada 22 Januari mendatang.
Lebih dari puluhan rupang dimandikan, dan dibersihkan di area altar klenteng, seperti patung Baron Skeder, patung Budha, Dewa Bumi, hingga patung Dewi Kwan Im.
Baca Juga:Benarkah Perempuan Lebih Sulit Melupakan Mantan Dibanding Laki-laki?Dieng Status Waspada, Dua Desa di Batang Siap Siaga
Diketahui, klenteng satu-satunya di Kabupaten Kendal ini telah ada sejak zaman Belanda. Namun sempat mengalami pemugaran pada tahun 1976. Di klenteng ini juga memiliki patung Baron Skeder, yang tidak ditemui di klenteng manapun di Indonesia, hanya ada di Tri Dharma Kendal. Karena patung Bran Skeder sendiri berasal dari Eropa, dalam hal ini Belanda. Patung ini memiliki bentuk perawakan kecil, berhidug mancung, dan berbalut baji merah.
Pengurus Klenteng Tri Dharma Weleri, David mengatakan, tradisi bersih-bersih ini dilakukan warga setempat, sepekan sebelum perayaan Tahun Baru Imlek. Puluhan warga lintas agama turut andil dalam prosesi pembersihan rupang. Meski kelenteng ini berdampingan dengan mushala, mereka tampak guyub rukun, dan saling toleransi. “Sejak dulu, kami selalu bersama, bergotong-royong, penuh toleransi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Tri Dharma Weleri, Riyanto mengatakan, perayaan Imlek di Kabupaten Kendal tahun ini digelar sederhana. Begitu pula dalam perayaan Cap Go Meh mendatang. Meski begitu, tidak membuat surut semangat masyarakat Tionghoa di Weleri. “Kami berharap, di tahun kelinci air ini, masyarakat Kendal tetap selalu guyub rukun, saling toleransi, dan mendapat keberkahan,” harapnya.