Ubah Sampah Jadi Pupuk dan Pakan Ternak melalui Proyek Budidaya Maggot Kebonmanggu (BMK)

Ubah Sampah Jadi Pupuk dan Pakan Ternak melalui Proyek Budidaya Maggot Kebonmanggu (BMK)
0 Komentar

Mengenal Tahapan Budidaya Maggot

  • Tahap Pengumpulan dan Pencacahan Sampah: Sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan buah busuk dari pasar, rumah makan, dan rumah warga akan dikumpulkan dan dicacah sebelum diletakkan di dalam kandang sebagai medium budidaya, pada rak-rak yang berfungsi sebagai biopond atau media ternak BSF.
  • Tahap Penetasan Telur: Telur BSF menetas menjadi bayi larva (maggot). Jika sudah berusia 6 hari, larva dapat disebar kembali ke biopond.
  • Tahap Pendewasaan Maggot: Larva akan dirawat dan diberikan pakan berupa ampas kelapa, ampas tahu, sampah makanan, dan sisa dedaunan secara berkala (hingga 21 hari).
  • Tahap Panen: Tahapan ini menghasilkan sejumlah hal.Larva yang berkembang menjadi maggot dewasa (pupa) dapat langsung dipanen sebagai pakan ternakSisa maggot dewasa dapat dibiarkan menjadi prepupa untuk berevolusi menjadi BSF (Black Soldier Fly)Sampah yang terurai dapat langsung dikumpulkan dan digunakan sebagai pupuk organik bebas pestisida
  • Tahap Berkembang Biak: Prepupa yang sudah menjadi BSF akan berkembang biak; kawin di kandang indukan lalu akan bertelur pada kayu eggies (3-4 hari).

“Kami berharap proyek ini dapat terus produktif dilanjutkan oleh teman-teman Karang Taruna Kebonmanggu dan masyarakat desa. Semoga keberhasilan proyek di Desa Kebonmanggu ini nantinya dapat diterapkan desa-desa lainnya di Sukabumi,” ujar Elsa Nopiyanti, SCG Scholar sekaligus inisiator proyek Budidaya Maggot Kebonmanggu (BMK).

Salah satu partisipan proyek, Wahyudin, Ketua Unit Maggot Karang Taruna Karya Mandiri, Desa Kebonmanggu, menyatakan, “Kami mendapatkan pembinaan serta diajak langsung untuk mengimplementasikannya. Proyek ini menginspirasi kami selaku generasi muda untuk berkontribusi terhadap lingkungan sembari tetap produktif secara ekonomi.”

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Teja Sumirat, mengapresiasi kontribusi SCG dalam menggandeng generasi muda untuk mengentaskan permasalahan lingkungan di Sukabumi. “Proyek ini harus ditingkatkan untuk mencapai target kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Kabupaten Sukabumi, yaitu pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada tahun 2025,” pungkas Teja.

Baca Juga:Pembelian LPG Subsidi Dibatasi, Begini Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Sehat5 Ribu Bikers Honda GL Pro Meriahkan Satu Dekade Anniversary Komunitas G Ost Rider Pekalongan

SCG berkomitmen melaksanakan prinsip ESG 4 Plus untuk mengentaskan berbagai isu global dengan merangkul kolaborasi berbagai pihak. Budidaya Maggot Kebonmanggu (BMK) merupakan puncak dari rangkaian proyek kolaborasi SCG bersama anak muda (SCG Scholars), di mana terdapat dua pendahulunya, yakni aksi penghijauan massal bertajuk “Gerakan Sembuhkan Bumi” bersama ratusan pelajar di Cileungsi yang digagas oleh Taqiyudin Ibadurrahman (16 tahun), siswa SMAN 1 Cileungsi, dan proyek “Budikdamber Ruta” (Budidaya Ikan dalam Ember Rumah Tangga) di Kecamatan Setu, Bekasi gagasan Shintiany Wulandari Darusman (16 tahun), siswi SMK Mitra Industri MM2100.

0 Komentar