RADARPEKALONGAN.ID – Dampak dari cuaca ekstrem di perairan ternyata berdampak luas. Salah satu yang terkena imbas adalah aktivitas produksi ikan teri nasi kering di Kelurahan Bandengan Kendal, yang sejak beberapa pekan mengalami penurunan drastis dari biasanya.
Cuaca ekstrem telah memicu intensitas curah hujan yang meningkat. Selain itu juga wilayah perairan dihantui oleh fenomena gelombang yang sedang tinggi. Karena itu, banyak nelayan memilih tidak melaut, sehingga berdampak pada rendahnya pasokan bahan baku ikan teri ke produsen.
Salah satu pengelola ikan teri nasi di Kelurahan Bandengan Kendal, Suheri, mengatakan, selama musim hujan kali ini, produksi ikan teri nasi kering rata-rata hanya 1 sampai 2 kuintal per hari. Padahal dalam kondisi cuaca normal, produksi ikan teri nasi kering bisa mencapai 1 ton lebih. “Oya (produksinya) turun drastis, paling satu kuintal, dua kuintal, lagi sepi. Karena cuacanya memang tidak memungkinkan untuk melaut,” katanya, kemarin.
Baca Juga:Modifikasi Permainan Bola Kasti dengan Bola Bakar Mampu Tingkatkan Kreativitas Belajar SiswaSalut, Sambil Bermain Trail Komunitas TSA Bantu Pembangunan Masjid
Dijelaskan Suheri, anjlognya produksi ikan teri nasi ini, lantaran pasokan dari nelayan sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Turunnya produksi ikan teri ini pun menjadikan para pekerja harus libur. Saat ini hanya ada 5 pekerja, padahal biasanya mencapai 20 orang lebih. Meski stok produksi ikan teri nasi sedang langka, namun harga tetap stabil, berkisar Rp 45 ribu per kilogram. “Untuk harga tetap stabil, Rp 45 ribu per kilogram,” ujarnya.
Demikian pula dikatakan perajin ikan asin di Bandengan, Ngatemo. Menurut dia, ketika masa cuaca ekstrem, dirinya sempat tidak berproduksi sekitar setengah bulan. Usahanya mulai aktif kembali mulai sepekan ini, karena kondisi cuaca sudah membaik. “Kemarin sempat libur sekitar setengah bulan, karena tidak ada pasokan ikan, nelayan pada libur semua tidak berani melaut,” ujarnya.
Para nelayan maupun pengusaha ikan teri berharap, cuaca segera normal kembali. Karena dengan begitu para nelayan bisa kembali melaut, dan produksi ikan teri pun normal kembali. (lid/sef)