Kita tentunya sudah tak asing lagi dengan istilah “merendah untuk meroket.” Istilah yang banyak digunakan untuk merujuk pada tukang pamer terselubung ini memiliki istilah keren yang sering disebut dengan humble bragging.
Humble bragging biasanya dilakukan dengan mengatakan hal yang bertolak belakang dengan niat sesungguhnya. Poin utamanya biasanya adalah untuk mendapat pujian, dukungan, dan pengakuan dari orang lain, namun dengan nada bicara atau bahasa yang seolah-olah rendah hati.
Perilaku merendah untuk menjunjung tinggi nama pribadi ini biasanya sering terlontar di media sosial bahkan secara langsung dengan ucapan. Bahan pamernya bisa bermacam-macam, dari prestasi, kekayaan, kisah cinta, relasi, hingga pekerjaan.
Baca Juga:Ternyata Beda-Beda! Ini 5 Style Marah Manusia3 Level Celebrity Worship Syndrome, Yakin Gak Fangirling Berlebihan?
Humble Bragging
Dengan semakin berkembangnya media sosial dan keterbukaannya untuk siapa saja, orang-orang jadi mudah untuk menyampaikan isi hati dengan terbuka. Dan humble bragging yang kerap kali tersebar di lini masa biasanya sangat mudah untuk dikenali. Penggunaan kalimat-kalimat yang seakan untuk merendahkan diri menjadi ciri khas yang bisa dilihat.
“IPK 3,7 buat daftar di perusahaan X bakal diterima nggak ya?”
“Aku gendut banget, berat badan naik 2 kilo jadi 53 kg.”
“Tabungan aku ada 90 juta di usia 24 tahun, kira-kira cukup nggak ya buat masa depan?”
Contoh saja, dari kalimat di atas, terlilhat bahwa orang tersebut ingin dianggap kaya, pntar, rupawan dan sebagainya. Dan di situ letak humble bragging dimana mereka ingin mendapat pengakuan lebih dari orang lain. Jika respon yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, bisa jadi mereka akan lebih gencar melakukan humble bragging hingga ada jawaban yang bisa memuaskan hati mereka.
Alasan Seseorang Melakukan Humble Bragging
Humble bragging biasanya terjadi saat seseorang takut untuk merasa malu dan merasa bersalah jika pamer secara terang-terangan. Jadi, untuk tetap bisa membangkakan apa yang mereka punya dan mendapat pengakuan, meraka melakukannya dengan cara halus, yaitu dengan membalik kata hingga terkesan rendah hati.
Selain itu, hal ini juga terjadi akibat beberapa hal berikut:
- Keinginan untuk dipuji
- Meningkatkan harga diri
- Mendapat simpati
- Supaya dihormati
- Mengikuti kultur bahwa kesuksesan tidak perlu diumbar