Dampak Humble Bragging
Humble bragging bukanlah salah satu masalah kesehatan mental, tapi kebiasaan ini juga tidak baik jika dipelihara lama-lama. Karena biasanya merendah untuk meroket justru mendapat cercaan karena kalimat manipulatif yang berkesan menipu dan tidak tulus.
Humble bragging yang tidak pada tempatnya juga bisa berdampak pada orang lain. Misal, kita mengunggah foto kita yang terlihat kurus, namun diselingi dengan caption “aku gendut banget”, dan disaat yang bersamaan seseorang yang tengah berjuang diet melihat postingan itu. Hal ini jelas menyinggung perasaan.
Tips Supaya Berhenti Humble Bragging
- Jadi apa adanya. Tidak perlu terlalu berusaha untuk mendapat pengakuaan. Dengan bersikap rendah hati secara tulus, maka orang-orang disekitar akan menghargai dan memberi pengakuan dengan sendirinya.
- Bersyukur dengan apa yang dimiliki. Pencapaian tiap orang tentu berdeda. Kita tidak perlu membandingkan diri dan merasa bahwa orang lain harus mengetahui pencapaian kita.
- Melatih empati. Kita bisa belajar menghargai perasaan orang lain sebelum mengungkapkan apa yang ingin disampaikan.
- Minta apresiasi bukan untuk pamer. Mengungkapkan apa yang kita punya atau apa yang sudah kita capai adalah salah satu bentuk apresiasi diri, tapi perlu diingat bahwa humble bragging bukanlah hal yang dibenarkan. Cobalah untuk mengungkapkannya secara jujur dan penuh rasa syukur.
- Hargai diri sendiri. Dari pada mencari perhatian dengan pamer, lebih baik kita fokus terhadap diri kita sendiri dan hargai pencapaian kecil yang kita dapat tanpa perlu memakerkannya ke orang lain.
Selain hal di atas, cobalah untuk menggunakan medis sosial secara bijak. Pikirkan terlebih dahulu apa yang ingin diunggah. Jangan malah kita ingin melakukan apresiasi diri dengan memperlihatkan keberhasilan kita tapi jatuhnya malah humble bragging dan menyinggung orang lain.
**DYA
Referensi: