Ini serupa siklus, bahwa manusia di titik terlemahnya justru akan mengakui ke-Maha Besar-an Tuhan. Sebaliknya, puncak kejayaan selalu rentan bagi manusia untuk mengunggulkan dirinya (angkuh), lantas mengecilkan peran Tuhannya. Seperti halnya Firaun kan. Jadi, kalau sejarah manusia saja diwarnai oleh proses mencari Tuhan, mungkinkah manusia dengan kesadaran murninya mampu menolak Tuhan? []