“Wah, kamu nggak suka ya ketemu aku lagi?” tanyaku, kepo plus withdraw attention tipis-tipis lah.
“Nggak gitu Mas, maksudku jangan keseringan, kan boros juga. Sudah, minggu depan aja, nanti aku temenin lagi dech. Cuma berdua sama Mas, jangan ajak temen dulu ya…”
Aku pergi setelah sebelumnya meminta nomor ponsel Santi. Mendadak ada perasaan aneh. “Kenapa perasaanku jadi begini ya. Bangun woi banguuun…Tidur dulu baru ngimpi.” Begitu kata saya kepada aku.
Baca Juga:Pemkab Batang Siap Bangun Hotel hingga Perkantoran di PKK KIT BatangHadapi Potensi Bencana, Bupati Dico Pesankan 3 Hal Ini
Yang pasti, sedikit banyak aku menjadi tahu sosok Santi, pemandu lagu yang sering aku cuekin di room. Menjadi spesial karena penuh kejutan. Setahuku tentang dunia PL, lazimnya tak ada perbedaan mencolok antara perilakunya di room dan di luar. Tetapi Santi spesial. Dari sikapnya yang cenderung pendiam, di dalam room maupun di luar, hingga adegan ia memintaku menjadi imam. Agh, mengingat dan menghayal menjadi samar membedakan. “Jangan-jangan ini kode kalau ia ingin aku menjadi imam rumah tangganya….”
Hahaha, menghayal sendiri, direspon sendiri, dan tertawa sendiri. Sumpah, kok aku jadi kaya ODGJ ya, orang dengan gangguan jiwa. (Bersambung)