Radarpekalongan.id – International Football Association Board (IFAB) atau badan kepengurusan yang menyusun aturan permainan dalam sepakbola, berencana untuk membuat sejumlah perubahan dan penyesuaian aturan dalam tendangan penalti.
Dikutip dari Sports Bibel, perumusan aturan baru itu rencananya akan dilakukan dalam pertemuan yang dijadwalkan dilaksanakan di London pada Maret mendatang. Dalam agenda itu, akan dibahas penyesuaian dalam aturan tendangan penalti.
Salah satu yang menjadi fokus pembahasan tingkah laku kiper sebelum dilakukannya penalti. Kiper dilarang mengulur waktu yang bertujuan untuk mengganggu konsentrasi eksekutor penalti. Menurut Martin Lipton dari The Sun, IFAB akan tegas melarang kiper mengulur waktu dengan berbagai cara.
Baca Juga:Daftar 10 Penendang Penalti Terbaik, Ada Pirlo hingga Michael BallackAda Pelatihan Barista hingga Desain Grafis, BLK Kota Pekalongan Buka 22 Pelatihan Tahun Ini
Munculnya rencana aturan tersebut, banyak dikaitkan dengan perilaku kiper Argentina, Emiliano Martinez dalam Piala Dunia 2022 lalu. Diketahui, Martinez menjadi salah satu penjaga gawang yang ciamik dalam menahan tendangan penalti.
Namun dia dituding memiliki taktik ‘kotor’ saat menghadapi penalti. Kiper Aston Villa itu kerap mengulur waktu untuk mengganggu konsentrasi eksekutor penalti lawan.
Dalam final Piala Dunia 2022 melawan Prancis, Martinez membuat Kingsley Coman menunggu cukup lama untuk melakukan eksekusi dengan berbicara kepada wasit dan memintanya untuk memeriksa penempatan bola di titik putih. Hal itu membuat Coman gugup sehingga Martinez menggagalkan eksekusinya.
Kemudian ketika Aurelien Tchouameni dari maju sebagai eksekutor, Martinez dengan sengaja membawa bola menuju ke gawang. Dia kemudian melempar bola ke garis jauh kotak penalti. Martinz mendapat kartu kuning karena perilakunya itu tapi taktiknya sukses saat eksekusi penalti Tchouameni melebar.
FIFA dan IFAB melihatnya tingkah laku yang demikian sebagai ‘langkah terlalu jauh’. Tak hanya Martinez, beberapa kiper lain juga memiliki strategi serupa seperti Andrew Redmayne dari Australia dan Andries Noppert dari Belanda. Aturan baru akan memuat larangan strategi tersebut.(nul)