Sementara Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Abdul Kadir mengatakan dalam 10 tahun perjalanan JKN, pihaknya melakukan evaluasi yang dirasa masih memiliki banyak kekurangan.
“Kita bangga dengan adanya BPJS Kesehatan, tidak ada satu negara pun di dunia yang memiliki peserta asuransi kesehatan terbesar seperti di Indonesia yang memiliki peserta hampir 248 juta lebih atau mencakup 93% dari penduduk Indonesia,” ucap Abdul Kadir.
Ia menuturkan dalam perjalanannya tentu banyak kekurangan namun bukan berarti pihaknya akan berhenti tetapi akan terus melalukan perbaikan untuk memuaskan masyarakat.
Baca Juga:Terus Diprotes, Arema FC Pertimbangkan Bubarkan Tim di Tengah KompetisiPosisi Ancelotti di Real Madrid Mulai Digoyang, Dua Pelatih Jadi Kandidat Pengganti
“Ke depan tentunya masih banyak tantangan dalam menjalankan BPJS kesehatan salah satunya tantangan bagaimana kita mengawal dengan baik dana sosial kesehatan bisa kita pertahankan,” ucapnya.
Tantangan selanjutnya adalah mengenai mutu layanan kesehatan yang masih sering dikeluhkan masyarakat, lalu soal akses layanan dimana fasilitas kesehatan di Indonesia diakuinya belum merata.
“Karena belum merata itu menyebabkan akses layanan kesehatan kita belum bisa dimaksimalkan oleh seluruh peserta BPJS Kesehatan. Oleh karena itu ke depan kita harapkan kita memberikan dukungan penuh kepada Kementerian Kesehatan dengan transformasi sistem kesehatan 6 pilar itu kita harapkan nantinya jika ada orang yang sakit jantung di Papua misalnya tidak lagi meninggal akibat keterbatasan, kita harapkan layanan jantung ada dimana-mana termasuk layanan kanker, radioterapi, gagal ginjal dan semua bisa dimanfaatkan masyarakat dengan baik,” tandasnya.(nul)